4 Bos Tambang Ilegal di Manokwari Papua Barat Tak Takut Aparat Penegak Hukum

Jurnalis: Redaksi
Kabar Baru, Manokwari – Aktivitas tambang ilegal di Kabupaten Manokwari terus menjadi sorotan publik. Sebanyak 4 bos tambang diduga kuat masih menjalankan operasinya secara bebas di kawasan Kali Yakup, Warmumi, dan Wariori, dengan mengerahkan puluhan alat berat jenis ekskavator.
Diketahui, keempat bos tambang ilegal tersebut bahkan tak takut terhadap aparat penegak hukum setempat.
Berdasarkan penelusuran mendalam serta berbagai sumber data yang didapatkan media ini, keempat bos tambang ilegal itu berinisial A alias Amri, S alias Samsir, A alias Alfian, dan S alias Samat.
Mereka masing-masing mengoperasikan alat berat di lokasi yang berbeda:
• A alias Amri: Beroperasi di daerah Kali Yakup dengan 4 ekskavator.
• S alias Samat: Beroperasi di Warmumi dengan 8 ekskavator.
• S alias Samsir: Mengoperasikan tambang di lokasi yang tidak disebutkan secara spesifik, namun menggunakan 22 ekskavator, jumlah terbanyak di antara yang lain.
• A alias Alfian: Beraktivitas dengan 4 ekskavator.
Total alat berat yang digunakan oleh keempat pengusaha tambang ilegal ini mencapai 38 unit ekskavator. Kegiatan ini dikhawatirkan mengakibatkan kerusakan lingkungan yang serius, terutama terhadap hutan-hutan Papua yang menjadi paru-paru dunia.
Salah satu aktivis lingkungan di Papua Barat, Markus Fatem yang juga menjabat sebagai Sekretaris Umum DPP Barisan Muda Pejuang Pembaharuan Indonesia (BMP2I) Papua Barat mengungkapkan keprihatinannya terhadap pembiaran yang terjadi.
Ia menyatakan bahwa aktivitas tambang ilegal ini dilakukan secara terang-terangan dan seolah-olah tidak tersentuh oleh hukum.
“Empat bos tambang ilegal ini masih beroperasi dengan bebas, mereka menggunakan alat berat dalam jumlah besar. Ini sangat mengancam keberadaan hutan Papua Barat. Bila tidak segera ditindak, kami khawatir hutan-hutan kami akan habis digusur,” ujar Markus, Minggu (10/08/2025).
Markus turut menegaskan bahwa masyarakat adat dan para pegiat lingkungan mendukung penuh aparat penegak hukum, khususnya Kapolda Papua Barat, untuk segera mengambil tindakan tegas.
“Dalam rangka mendukung pembangunan yang berbasis masyarakat adat dan pelestarian lingkungan hidup, kami siap mendukung penuh Kapolda Papua Barat untuk menangkap dan menindak para pelaku tambang ilegal ini,” tegasnya.
Kegiatan tambang ilegal yang dilakukan secara besar-besaran ini menimbulkan banyak pertanyaan, terutama terkait lemahnya pengawasan serta dugaan adanya pembiaran oleh oknum tertentu.
Publik pun mendesak agar pihak kepolisian dan instansi terkait segera melakukan penindakan serta mengusut tuntas para pelaku, termasuk pihak yang memberikan perlindungan terhadap kegiatan ilegal tersebut.
Masyarakat Papua Barat, khususnya yang tinggal di sekitar wilayah terdampak, berharap agar sumber daya alam mereka tidak dieksploitasi tanpa kontrol dan tidak memberi manfaat bagi komunitas lokal. Selain kerusakan lingkungan, aktivitas tambang ilegal juga sering kali dikaitkan dengan konflik lahan dan kerusakan sosial.
Tambang ilegal bukan hanya soal pelanggaran hukum, tetapi juga soal masa depan Papua Barat. Pemerintah daerah, aparat penegak hukum, serta seluruh elemen masyarakat diharapkan dapat bersinergi untuk menyelamatkan hutan Papua dari eksploitasi yang merusak dan tidak berkelanjutan.
Hingga berita ini diturunkan, redaksi Kabarbaru.co masih terus melakukan update terkini dan memantau secara akurat mengenai perkembangan lebih lanjut terhadap aktivitas tambang ilegal yang terus menerus beraktivitas di wilayah Manokwari Papua Barat dan sekitarnya. (*)