Pemkot Surabaya Siapkan Hukuman Bagi Anak yang Melanggar Jam Malam

Jurnalis: Masudi

Kabar Baru, Surabaya– Pemerintah Kota Surabaya terus berupaya meningkatkan perlindungan terhadap anak dengan memberlakukan program pembinaan bagi mereka yang melanggar aturan jam malam. Anak-anak yang terjaring razia oleh Satpol PP karena berkeliaran di luar rumah pada pukul 22.00 hingga 04.00 WIB akan menjalani pembinaan intensif selama tujuh hari.

Program ini dijalankan melalui Rumah Perubahan, yang secara khusus dirancang untuk anak-anak yang diduga terlibat dalam lingkungan berisiko seperti geng jalanan, balap liar, hingga penyalahgunaan narkotika. Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (DP3APPKB) Kota Surabaya, Ida Widayati, menjelaskan bahwa langkah ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan jam malam bagi anak di bawah usia 18 tahun.

“Melalui program ini, kami ingin memberikan pendampingan secara menyeluruh — dari sisi psikologis, mental, spiritual, hingga pembentukan kedisiplinan. Anak-anak akan mendapat bimbingan dari tenaga ahli yang memang kompeten di bidangnya,” ungkap Ida, Selasa (24/6/2025).

Selain pembinaan kepada anak, Pemkot juga melibatkan orang tua dalam program pendidikan keluarga. Melalui Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH) dan Kelas Parenting oleh Puspaga, para orang tua diberikan bekal pengetahuan dan keterampilan untuk mengasuh dan mengawasi anak secara efektif.

Sebagai bagian dari proses pembinaan, orang tua wajib menandatangani surat pernyataan di hadapan RT/RW setempat sebagai bentuk komitmen untuk mengawasi anak mereka pasca pembinaan. Langkah ini diambil untuk memastikan pengawasan dan pembinaan anak tetap berlanjut di lingkungan keluarga.

Program ini menjadi bentuk kepedulian Pemkot Surabaya terhadap masa depan generasi muda, sekaligus langkah preventif dalam menekan angka keterlibatan anak dalam aktivitas negatif di malam hari.