Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Ketika AI Membaca Tanda Langit: Lailatul Qadar 1446H Ramadhan 2025

Matahari terbit pagi setelah malam ke-27 Ramadhan 1446H, redup keputihan sesuai ciri Lailatul Qadar dalam hadits (Dokumentasi: Youssef_Bajjas).

Editor:

Oleh: M. AL Husaini (Praktisi AI dan Digital Sektor Publik)

Kabar Baru, Jakarta – Dalam suasana khusyuk malam-malam terakhir Ramadhan 2025, umat Muslim di seluruh dunia berupaya menemukan Lailatul Qadar, malam yang lebih mulia dari seribu bulan. Kini, sebuah pendekatan inovatif menggunakan kecerdasan buatan (AI) hadir untuk membantu mengenali tanda-tanda langit sebagaimana disebutkan dalam hadits Rasulullah SAW.

Jasa Pembuatan Buku

Para ulama telah lama mengkaji tanda-tanda fisik Lailatul Qadar berdasarkan sabda Nabi Muhammad SAW, salah satunya adalah matahari yang terbit pada pagi setelah malam tersebut tanpa sinar menyilaukan, berwarna keputihan, dan bersinar lembut. Dengan teknologi pengolahan citra, kami mendokumentasikan matahari terbit selama sepuluh hari terakhir Ramadhan 2025 (21-30) dan menganalisisnya untuk menemukan pola yang mungkin tersembunyi dari pandangan biasa.

Hasil pengamatan menunjukkan variasi menarik. Pada malam ke-21 dan ke-22, matahari terbit di tengah langit dramatis dengan awan tebal dan sinar kemerahan kuat yang menerobos celah-celahnya, menghasilkan pemandangan indah namun intens. Pada malam ke-23, cahaya keemasan lembut menyebar di ufuk timur, membentuk gradasi kuning hingga oranye dengan intensitas lebih rendah, terasa menenangkan.

Malam ke-24 dan ke-25 menyuguhkan fenomena unik. Khususnya pada malam ke-25, kemungkinan gerhana matahari sebagian (كسوف جزئي), dengan matahari bulat sempurna namun cahayanya berbeda—meskipun gerhana bukan tanda resmi Lailatul Qadar. Malam ke-26 menghadirkan matahari terbit kemerahan gelap, seperti bola api yang muncul perlahan, menciptakan suasana pagi yang damai.

Puncak perhatian AI tertuju pada malam ke-27. Matahari terbit dengan warna kemerahan redup, nyaris keputihan, dan sinar lembut tanpa menyilaukan sesuai dengan hadits riwayat Muslim yang menyebut matahari pagi setelah Lailatul Qadar “tanpa sinar kuat dan berwarna keputihan.” Sejak malam ke-28 hingga ke-30, intensitas cahaya meningkat kembali, dengan sinar keemasan yang lebih terang dan kuat.

Analisis AI menemukan kecocokan signifikan pada malam ke-27 dengan riwayat Ubay bin Ka’ab, yang menyebut matahari terbit “lemah keputih-putihan, seperti bulan purnama.” Namun, pendekatan ini bukan untuk menentukan waktu pasti Lailatul Qadar yang tetap rahasia Allah SWT melainkan sebagai alat bantu pengamatan. Kerahasiaan waktu malam istimewa ini justru mendorong umat Muslim beribadah maksimal di setiap malam terakhir Ramadhan.

Teknologi AI hanya pelengkap, bukan pengganti keyakinan spiritual. Tanda batin seperti ketenangan hati tetap lebih bermakna. Pendekatan ini mengajak kita memadukan tradisi dan inovasi untuk lebih mengapresiasi tanda-tanda alam ciptaan Allah.

Wallahu a’lam bishawab.

(AH/Red)

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store