5 Kontroversi Partai Demokrat Sumenep, Nomor 4 Paling Panas

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – DPC Partai Demokrat Sumenep kerap menjadi sorotan publik lantaran berbagai persoalan internal maupun eksternal yang menyeret pengurus dan kadernya.
Pada partai berlambang mercy ini, sejumlah masalah pernah dihadapi, mulai dari konflik internal hingga kasus hukum.
Berikut lima kontroversi yang pernah mencuat:
1. Kader Diciduk Polisi
Sekretaris DPC Partai Demokrat Sumenep, Suhartono, ditetapkan sebagai tersangka kasus pembajakan siaran televisi berbayar oleh Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, pada 24 Juli 2025 lalu.
Ia bersama rekannya diduga menjalankan bisnis ilegal dengan memanfaatkan set top box (STB) TV berbayar lalu mendistribusikannya ke pelanggan melalui kabel.
2. Ketua Dilaporkan ke Mahkamah Partai
Ketua DPC Demokrat Sumenep, Indra Wahyudi, sempat dilaporkan oleh sejumlah kader ke Mahkamah Partai pada Agustus 2024.
Laporan ini dipicu dugaan pemalsuan tanda tangan sekretaris DPC dan pola kepemimpinan yang dinilai tidak kondusif.
Tokoh internal seperti Achmad Jazuli dan H. Masdawi menilai marwah partai dipertaruhkan bila masalah ini dibiarkan.
Namun, Indra membantah ada persoalan serius dan menegaskan masalah sudah diselesaikan di DPP Demokrat.
3. Ketua dan Sekretaris Saling Serang
Kisruh internal Demokrat Sumenep juga pernah mencuat pada tahun 2018 silam. Ketua DPC saat itu, Soengkono Sidik (Alm), menuding Sekretarisnya, Indra Wahyudi (saat itu), jarang masuk kantor dan tidak maksimal dalam menjalankan tugas.
Sebaliknya, Indra menuding ketua bertindak bak penguasa tunggal dalam pengambilan keputusan partai.
Perseteruan ini membuat banyak kader mengeluh bahkan memilih mundur dari kepengurusan.
4. Terseret Dugaan Kasus BSPS
Seorang anggota Partai Demokrat disebut-sebut terlibat dalam dugaan pemotongan dana Program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) 2024.
Pihaknya diduga meminta jatah Rp2,5 juta dari setiap penerima bantuan rumah senilai Rp20 juta.
5. Ketua DPC Dicopot
Kontroversi juga pernah mengguncang Demokrat Sumenep pada tahun 2010 silam. Ketua DPC saat itu, Abdul Mufi Asmara, resmi dicopot berdasarkan SK DPP Partai Demokrat setelah mayoritas PAC dan pengurus harian mengajukan mosi tidak percaya.
Pencopotan itu dilatarbelakangi dugaan pelanggaran AD/ART partai. Posisi ketua kemudian digantikan oleh Plt Achsanul Qosasih.