Tukin Unsika Tuai Sorotan, 180 Dosen Non-ASN Tak Kebagian

Jurnalis: Deni Aping

Kabar Baru, Karawang – Kebijakan pemberian tunjangan kinerja (tukin) di Universitas Singaperbangsa Karawang (Unsika) menuai kritik. Sesepuh Unsika, Sonny Hersona, menyoroti nasib sekitar 180 dosen non-Aparatur Sipil Negara (non-ASN) yang hingga kini tak mendapat hak tersebut.

Menurut Sonny, implementasi Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 19 Tahun 2025 yang hanya mengatur tukin bagi ASN dan pegawai yang diangkat pejabat berwenang, menimbulkan rasa ketidakadilan di lingkungan kampus.

“Sejak Januari 2025, dosen ASN di Unsika sudah menerima tukin dengan nominal bervariasi, mulai ratusan ribu hingga jutaan rupiah per bulan. Namun, sekitar 180 dosen non-ASN tidak memperoleh sepeser pun, padahal banyak di antaranya sudah mengabdi lebih dari 10 hingga 20 tahun,” ujarnya, Kamis (28/8).

Sonny menilai keresahan para dosen non-ASN wajar dan patut diapresiasi. Menurutnya, beban kerja mereka sama beratnya, bahkan sering lebih besar dibandingkan ASN. “Karena itu, tuntutan keadilan sangat layak diperjuangkan,” tegasnya.

Ia juga menekankan pentingnya peran semua unsur di kampus, mulai dari dosen, staf administrasi, hingga tenaga kebersihan. “Mahasiswa bisa belajar nyaman karena ada tenaga kebersihan. Staf pun bekerja penuh waktu melayani dosen dan mahasiswa. Semua adalah aset universitas, bukan beban,” katanya.

Sonny berharap Rektor Unsika dapat segera merespons dan mencari solusi yang bijak. Ia menilai komunikasi serta empati dari pimpinan menjadi kunci meredam keresahan yang muncul.

“Saya percaya Rektor Unsika memiliki kebijaksanaan untuk menyikapi persoalan ini. Semoga ada langkah nyata sebagai bentuk pengakuan dan kepedulian terhadap dosen serta tenaga kependidikan non-ASN,” tandasnya.

Hingga berita ini diterbitkan, Rektor Unsika maupun Humas Unsika belum memberikan tanggapan saat dikonfirmasi. (Vall)