Sinergi Komunitas Pendidikan di Lamongan dalam Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)

Jurnalis: Arif Muhammad

Kabar Baru, Gresik – Jum’at, 24 Desember menjadi hari yang istimewa bagi beberapa komunitas yang berkumpul dalam forum diskusi solutif yang diadakan oleh Alfa Learning Space Foundation. Berkolaborasi dengan Dewan Pendidikan Lamongan, kegiatan ini ditujukan untuk membahas beberapa isu Pendidikan yang ada di kota soto tersebut.

Alfa Learning Space merupakan Yayasan yang bergerak di bidang riset dan pengembangan, dimana salah satu bidang kegiatannya adalah mengadakan kajian dengan tagline #diskusi solutif. Dalam pengantarnya, Dr. Fathurrahman, MM. menyatakan bahwa “banyak cara yang bisa dilakukan untuk memajukan pendidikan, salah satunya adalah peran serta komunitas pendidikan yang banyak melakukan edukasi di luar sekolah, dan semuanya memiliki nilai kebaikan, semoga diskusi ini dapat memberikan sudut pandang yang nantinya bisa menjadi solusi sesuai dengan judulnya”. Lebih lanjut belaui juga menyampaikan setidaknya diskusi yang diadakan oleh beberapa komunitas ini dapat menjadi rekomendasi bagi Dewan Pendidikan yang memiliki salah satu fungsi sebagai “penasehat” bagi Dinas Pendidikan Kabupaten Lamongan.

Beberapa komunitas yang hadir juga turut memberikan andil dalam tumbuh kembang pendidikan, serta memberikan beberapa sudut pandang lain dalam berperan untuk memajukan daerah melalui kegiatan-kegiatan kerelawanan. Kegiatan ini juga dihadiri oleh perwakilan dari Dinas Kabupaten Lamongan yang juga menyambut baik adanya inisiasi diskusi solutif tersebut, belaui menyampaikan bahwa Kabupaten Lamongan merupakan salah satu pemerintah daerah yang mendukung program Implementasi Kurikum Merdeka (IKM), dimana Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini lebih menekankan pada proses pembelajaran yang dapat mengantarkan peserta didik untuk memiliki karakter dalam kehidupan di masyarakat.

Salah satu komunitas yang hadir adalah Terjun Desa yang telah banyak melalukan kegiatan sosial di beberapa daerah. Mereka memberikan edukasi kepada masyarakat terkait dengan isu-isu yang ada, misalnya kegiatan edukasi smart gadget, parenting, pencegahan bullying, dan lain sebagainya. Komunitas lain juga memberikan rekomendasi kepada pemerintah untuk dapat memberikan fasilitasi khusus pada sekolah-sekolah di daerah terpencil dan sekolah yang kurang secara finansial agar dapat mengikuti perkembangan inovasi Pendidikan. Beberapa komunitas seperti Komunitas Guru Belajar Nusantara (KGBN), Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM), Gerakan Perpustakaan Anak Nusantara (GPAN) juga “menawarkan diri” untuk dapat berkolaborasi dengan sekolah-sekolah untuk memberikan edukasi kepada peserta didik melalui kegiatan literasi, berbagi best practice, dan lain sebagainya.

Dalam kesempatan ini, beberapa perwakilan sekolah juga menyampaikan kendala yang dihadapi di kelas berkenaan dengan Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila. Ada sekolah yang masih kurang memahami dari esensi dari kegiatan tersebut, “yang penting ada proyek, ada karya yang dihasilkan, tapi yang mengerjakan kadang orang tuanya”, ujar salah satu pengurus sekolah di Lamongan selatan. Perwakilan lain juga menyampaikan kendala biaya dalam menerapakan kegiatan P5 tersebut.

Sebagai penutup, moderator memberikan kesimpulan bahwa kegaiatan-kegiatan relawan merupakan salah satu parsial yang tidak dapat dipisahkan dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, komunitas-komunitas yang ada juga harus bersinergi dalam proses pendidikan yang lebih baik. Mengutip pesan Ki Hadjar Dewantara, kunci kesuksesan pendidikan adalah Tri Pusat Pendidikan. Ada unsur sekolah, keluarga, dan masyarakat yang harus saling bahu membahu dalam menumbuhkan iklim belajar, agar tujuan dari pendidikan dapat terwujud sesuai dengan cita-cita luhur bangsa ini.