Sampah Berserakan Usai Run 5K Purwakarta, KPLHI: Jangan Abaikan Hal Kecil!

Jurnalis: Deni Aping
Kabar Baru, Purwakarta – Belum lama ini, Kabupaten Purwakarta menorehkan prestasi dengan mencetak Rekor MURI dalam kegiatan ngosrek bareng Purwakarta Istimewa, namun sayangnya semangat positif tersebut belum sepenuhnya tercermin dalam budaya hidup bersih masyarakat.
Hal ini terlihat dalam ajang Run 5K yang digelar di Alun-Alun Taman Pasanggrahan Padjadjaran, Minggu (3/8), yang justru diwarnai dengan tumpukan sampah berserakan pasca acara.
Pantauan di lokasi menunjukkan bahwa sampah plastik, kemasan makanan, hingga botol minuman tergeletak di berbagai sudut taman. Kondisi ini memicu kritik dari pemerhati lingkungan yang menilai kurangnya tanggung jawab dari penyelenggara acara terhadap aspek kebersihan.

Ketua Komite Peduli Lingkungan Hidup Indonesia (KPLHI) Kabupaten Purwakarta, Teguh Wahyudin yang akrab di sebut Ki Lokajaya, menyayangkan peristiwa tersebut. Ia menilai, kesadaran masyarakat sebenarnya sudah tumbuh, namun tidak didukung oleh fasilitas yang memadai dari panitia pelaksana.
“Permasalahan bukan semata karena masyarakat tidak tahu cara membuang sampah. Tetapi penyelenggara acara diduga lalai menyediakan tempat sampah yang mencukupi,” ujar Ki Lokajaya.
Menurut Ki Lokajaya, penyediaan fasilitas kebersihan seperti tempat sampah dan petugas kebersihan seharusnya menjadi standar utama dalam penyelenggaraan kegiatan publik, apalagi yang melibatkan ribuan peserta. Hal ini penting untuk mendukung perubahan pola hidup masyarakat menuju lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
“Kita tidak bisa terus-menerus menoleransi budaya buang sampah sembarangan. Kebiasaan ini akan terus berlangsung jika tidak ada ketegasan dan keteladanan dari penyelenggara acara,” jelasnya.
Ia menegaskan, anggapan bahwa sampah akan dibersihkan kemudian adalah pola pikir yang tidak sehat dan justru memperburuk citra daerah yang sedang berbenah menuju kabupaten yang bersih dan ramah lingkungan.
“Pemerintah daerah sudah berupaya keras membangun kesadaran dan fasilitas kebersihan. Sangat disayangkan jika upaya ini dirusak hanya karena kelalaian panitia yang menganggap remeh persoalan sampah,” tambah Ki Lokajaya.
Teguh berharap ke depan, seluruh pihak yang mengadakan kegiatan publik di ruang terbuka wajib memperhatikan aspek lingkungan. Hal ini tak hanya soal estetika, tetapi juga bentuk tanggung jawab terhadap kelestarian dan kebersihan kota.
“Mari kita jadikan kegiatan olahraga dan kebersamaan sebagai momentum untuk memperkuat budaya hidup bersih, bukan malah sebaliknya,” pungkasnya. (*)