Pemuda Tani Bogor Apresiasi Kebijakan Presiden dan Menteri Pertanian

Jurnalis: Zulfikar Rasyid
Kabar Baru, Bogor — Pemuda Tani Kota Bogor menyambut positif kebijakan pemerintah yang menurunkan harga pupuk bersubsidi hingga 20 persen. Kebijakan tersebut dinilai sebagai langkah nyata Presiden Prabowo Subianto melalui Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman untuk meringankan beban petani di seluruh Indonesia.
Ketua Pemuda Tani Kota Bogor, Jieckry Da Friansyah, menyebut kebijakan ini menjawab keluhan petani yang selama ini kesulitan membeli pupuk akibat harga tinggi. Ia menilai langkah cepat Menteri Pertanian menunjukkan komitmen kuat pemerintah terhadap kesejahteraan petani.
“Kami mengapresiasi langkah cepat Bapak Amran Sulaiman dalam menerjemahkan instruksi Presiden Prabowo. Penurunan harga pupuk adalah bukti keberpihakan pemerintah kepada petani,” ujar Jieckry
Menurut Jieckry, kebijakan tersebut bukan hanya menurunkan biaya produksi, tetapi juga meningkatkan motivasi petani untuk kembali menggarap lahan secara maksimal. Ia menilai langkah ini akan berdampak langsung terhadap peningkatan produktivitas pertanian nasional.
Pemuda Tani Kota Bogor menilai kebijakan penurunan harga pupuk sejalan dengan visi besar pemerintah untuk mewujudkan kedaulatan pangan nasional. Kebijakan ini juga mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang dicanangkan Presiden Prabowo sebagai bagian dari strategi menuju Indonesia Emas 2045.
“Kesejahteraan petani adalah fondasi utama kedaulatan pangan. Dengan harga pupuk terjangkau, petani dapat menekan biaya produksi dan meningkatkan hasil panen,” tegas Jieckry. Ia berharap kebijakan ini disertai pengawasan agar manfaatnya dirasakan langsung di lapangan.
Selain itu, Pemuda Tani Kota Bogor berkomitmen mendukung langkah Kementerian Pertanian dengan memperkuat sinergi bersama pemerintah daerah dan sektor swasta. Menurut Jieckry, kolaborasi menjadi kunci untuk membangun sektor pertanian yang tangguh, modern, dan berdaya saing tinggi.
“Kami siap bekerja sama agar program pemerintah benar-benar sampai ke akar rumput. Petani harus menjadi pemenang di tanah sendiri,” tutup Jieckry.