Laporan Keuangan Kereta Cepat Jakarta-Bandung Mengalami Kerugian Triliunan

Jurnalis: Masudi

Kabar Baru,Jakarta— Kinerja keuangan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung (KCJB) atau Whoosh kembali menjadi sorotan setelah mencatatkan kerugian hampir Rp1 triliun hanya dalam enam bulan pertama tahun 2025.

Mengutip laporan CNN Indonesia, kerugian tersebut langsung membebani PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI sebagai pemegang saham mayoritas di konsorsium pengelola KCJB, PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Dari total kerugian Rp1 triliun, porsi yang harus ditanggung KAI mencapai Rp951,48 miliar sesuai kepemilikan sahamnya yang mencapai 58,53 persen.

Bila ditarik ke belakang, akumulasi kerugian KAI dari proyek Whoosh sudah tembus Rp1,9 triliun hanya dalam kurun setahun terakhir, termasuk dari semester II 2024. Bahkan, sepanjang tahun 2024 saja, total rugi tercatat Rp2,69 triliun.

Sejak resmi beroperasi komersial pada Oktober 2023, kereta cepat pertama di Indonesia itu belum mampu menghasilkan pendapatan sesuai harapan. Penjualan tiket tidak sebanding dengan biaya investasi besar serta tingginya ongkos operasional yang harus ditanggung setiap bulan.

Sebagai catatan, PSBI dibentuk oleh KAI bersama BUMN lain, yakni PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk (JSMR). Total investasi proyek ini menelan biaya US\$7,2 miliar atau setara Rp116,54 triliun, termasuk cost overrun senilai US\$1,2 miliar (Rp19,42 triliun).

Hingga pertengahan 2025, masa depan keuangan Whoosh masih penuh tanda tanya. Sementara publik terus menunggu strategi pemerintah dan BUMN untuk memastikan proyek prestisius ini bisa memberi manfaat nyata, bukan justru menjadi beban permanen.