Korda BEMNUS DIY, Barok: Kapolri perlu Evaluasi Implementasi PRESISI
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, JAKARTA– Koordinator Badan Eksekutif Mahasiswa Nusantara Daerah Istiimewa Yogyakarta (Korda BEMNUS DIY) soroti tindakan represif kepolisian yang marak terjadi akhir-akhir ini. BEMNUS DIY sangat menyayangkan para aparat terkhusus penegak hukum bertindak semena-mena dalam menangani masa aksi.
Diketahui dikhalayak umum, akhir-akhir ini citra kepolisian tercoreng oleh sikap yang dilakukan oknum kepolisian saat menjaga keamanan terutama di daerah Wadas, Jawa Tengah dan juga Parigi Moutung Sulawesi Tengah. Kejadian yang sangat disayangkan terjadi di Sulawesi tepatnya di daerah Parigi Moutung (12/02/2022) yang harus jatuh korban Jiwa saat warga melakukan aksi penolakan tambang emas.
Korban tewas yang diduga akibat luka tembak bernama Erfandi (21) warga Desa Tanda, kecamatan Tinombo Selatan. Namun kematian korban masih dalam tahap pembuktian oleh kapolri dengan melakukan uji balistik terhadap senjata anggota yang melakukan pengamanan aksi unjuk rasa saat insiden terjadi.
Selain di Sulawesi Tengah sikap represif juga terjadi di daerah Wadas, Purworejo, Jawa Tengah. Hal itu terjadi saat aparat kepolisian membantu BPN saat melakukan pengukuran tanah di Desa Wadas untuk penambangan batu sebagai bahan untuk pembangunan bendungan proyek nasional.
“melihat situasi akhir-akhir ini kapolri perlu melakukan evaluasi pada implementasi Presisi di setiap daerah, sebagai bentuk perbaikan citra kepolisian” ujar Barok selaku Korda BEMNUS DIY. Presisi merupakan program kapolri saat test & propertest di DPR RI.
Korda BEMNUS DIY sangat menyayangkan dan mengecam keras oknum kepolisian yang melakukan tindakan resprsif pada warga dan juga mahasiswa yang melakukan aksi penolakan tambang di Jawa Tengah dan Sulawesi Tengah.
“kami mengecam aksi represif oleh oknum kepolisian pada warga dan mahasiswa yang menolak tambang, karena kapolri sudah menggaungkan salam PRESISI.” Pungkasnya.