Klab Musik Jadoels di Wanayasa: Nostalgia, Sejarah, dan Pelestarian Musik Indonesia

Jurnalis: Deni Aping

Kabar Baru, Purwakarta – Musik jadul bukan hanya kenangan masa lalu, tetapi juga warisan budaya yang terus hidup. Hal ini tercermin dalam event bertajuk Klab Musik Jadoels yang digelar di Kedai Kopi Sisi Situ, Wanayasa, pada Rabu malam (4/12). Acara tersebut dihadiri berbagai tokoh seni, budaya, dan aktivis masyarakat, dengan penampilan utama dari grup musik EMKA 9 yang dipimpin oleh Iman Ulle.

Aa Komara, founder Bela Purwakarta, turut hadir bersama rekan-rekan media seperti Deni Aping dan Menye Sang Cendrawasih. Dalam keterangannya, Aa Komara menyoroti pentingnya event ini sebagai bentuk apresiasi terhadap sejarah musik Indonesia.

“Menikmati musik jadul adalah bentuk penghormatan kepada sejarah permusikan Indonesia. Ini juga upaya pelestarian karya-karya musisi agar tetap abadi dan dikenal lintas generasi. Selain itu, acara ini mendukung para pelaku UMKM yang menjadi fasilitator kegiatan,” ujar Aa Komara.

Tak hanya aspek budaya, Aa Komara juga mengapresiasi atmosfer Wanayasa yang menurutnya menjadi tempat ideal untuk relaksasi lahir dan batin.

Penyelenggara acara, Indra Apriana, mengungkapkan bahwa Klab Musik Jadoels akan digelar secara rutin setiap Rabu malam.

“Kami ingin menjadikan ini sebagai wadah berkumpulnya para pencinta musik jadul sekaligus mempererat komunitas seni budaya di Purwakarta,” ungkap Indra.

Acara ini turut dihadiri sejumlah tokoh seni dan budaya, seperti Ayi Kurnia Iskandar, Bang Haji Iksan, Bowo Batara, Didin Syafrudin, dan Yuli Retno Purwoani. Beberapa aktivis masyarakat juga terlihat di lokasi, termasuk Kang Baun Si Jagur dan Wahyu Hidayat.

Dengan dukungan lintas generasi dan latar belakang, Klab Musik Jadoels diharapkan terus menjadi ajang yang memperkuat apresiasi terhadap musik dan budaya Indonesia.