Harmony Award 2025 Jadi Ajang Pemantik Praktik Baik dan Inspirasi Kerukunan Daerah

Jurnalis: Arif Muhammad

Kabar Baru, Jakarta – Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Sekretariat Jenderal Kementerian Agama RI akan meluncurkan Kick Off Harmony Award 2025 pada Selasa, 23 September 2025 di Hotel Harris Vertu, Jakarta Pusat. Kegiatan ini menjadi awal dari rangkaian proses seleksi penghargaan kerukunan yang sejak 2015 secara konsisten diberikan kepada pemerintah daerah serta Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).

Dalam perjalanannya selama sepuluh tahun, Harmony Award telah menjadi instrumen penting untuk menilai sekaligus mengapresiasi peran daerah dalam menjaga kerukunan. Lebih dari sekadar seremoni, penghargaan ini mendorong lahirnya berbagai inovasi yang sesuai dengan realitas masyarakat majemuk. Dari tahun ke tahun, tercatat sejumlah praktik baik yang muncul, mulai dari dialog lintas agama, penerapan pendidikan toleransi di sekolah, peningkatan peran perempuan dan pemuda, hingga kebijakan anggaran yang mendukung inklusivitas.

Sekretaris Jenderal Kementerian Agama, Prof. Dr. Phil. Kamaruddin Amin, M.A., menekankan bahwa keberhasilan Harmony Award diukur dari dua aspek: output dan outcome. Output merujuk pada program nyata yang dapat dinilai, sedangkan outcome adalah dampak jangka panjang berupa terciptanya kehidupan sosial yang damai, inklusif, dan kolaboratif.
“Melalui Harmony Award, kita tidak hanya melihat siapa yang terbaik, tetapi bagaimana praktik itu memberi dampak luas bagi masyarakat. Outcome yang kita harapkan adalah tumbuhnya rasa saling percaya, semangat kebersamaan, dan penguatan fondasi bangsa di tengah keberagaman,” ujarnya.

Kepala PKUB, Muhammad Adib Abdushomad, M.Ag., M.Ed., Ph.D., menegaskan bahwa proses seleksi akan dijalankan dengan transparan. Kick Off ini, menurutnya, tidak hanya berfungsi sebagai sosialisasi teknis, tetapi juga menjadi pengingat bahwa kerukunan adalah investasi sosial jangka panjang.
“Output dari kegiatan ini adalah terdokumentasinya praktik baik kerukunan dari berbagai daerah. Outcome-nya, kita berharap Indonesia semakin diakui dunia sebagai laboratorium harmoni yang nyata dan dapat menjadi referensi internasional dalam mengelola keberagaman,” jelas Gus Adib.

Acara Kick Off akan dihadiri oleh pejabat lintas kementerian, akademisi, lembaga penelitian, serta pengurus FKUB dari seluruh Indonesia. Dalam forum ini, akan disampaikan pedoman penilaian, instrumen seleksi, dan mekanisme evaluasi, mulai dari pengisian data hingga verifikasi dan visitasi lapangan oleh tim independen.

PKUB berharap kegiatan ini dapat menyamakan persepsi seluruh peserta mengenai standar penilaian Harmony Award 2025. Dengan demikian, penghargaan ini tidak hanya berhenti pada seremoni tahunan, tetapi benar-benar menghasilkan kontribusi nyata yang memperkuat kohesi sosial. Pada akhirnya, Harmony Award diharapkan memastikan bahwa kerukunan tidak sekadar slogan, melainkan modal sosial penting untuk memperkuat persatuan dan pembangunan bangsa.