Gus Baha: Berusaha Tidak Menyakiti Perasaan Orang Lain Itu Juga Ibadah

Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, JAKARTA – Pengasuh Pondok Pesantren Tahfizul Quran-Lembaga Pembinaan Pendidikan dan Pengembangan Ilmu Alquran (LP3iA) Narukan, Rembang, KH Ahmad Bahauddin Nursalim, atau akrab disapa Gus Baha mengajak masyarakat rajin beribadah.
Hal itu disampaikan Gus Baha, dalam live Streaming YouTube resmi LP3iA dan dikutip oleh TIMES Indonesia di Jakarta. Dalam ceramah agama tersebut, Gus Baha menjelaskan bahwa semua orang ingin berbuat baik, terutama berkaitan dengan ibadah.
Menurut beliau, banyak amal ibadah yang untuk mengerjakannya diperlukan biaya, tenaga atau pun kemampuan tertentu. Semisal berhaji yang tentunya memerlukan biaya. Dia membagikan ilmu yang jarang disadari oleh manusia berkaitan dengan ibadah tampa biasa.
Beliau juga menambahkan, hanya orang-orang yang diberi kelebihan harta yang mempunyai potensi besar untuk bisa berangkat berhaji. Akan tetapi, untuk memperoleh kebaikan tidak serta merta harus mengeluarkan biaya.
Keta beliau, sejatinya dalam Islam menahan diri sehingga tidak merugikan orang lain, juga merupakan sebuah amal kebaikan ataupun bisa disebut ibadah. Oleh karena itu, dia mengajak semua masyarakat Indonesia bersama-sama berbuat kebaikan.
“Kalau misalnya kebaikan yang butuh biaya tidak mampu, termasuk berhaji, berzakat, sedekah, kata Nabi, tolonglah ahli krearif, pekerja rumahan atau apa saja, atau kamu membantu orang yang ngga punya pekerjaan,” kata Gus Baha di Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Selain itu, Gus baha menegaskan selain amalan menahan emosi yang paling penting adalah tidak boleh keburukan yang dialami, bisa merugikan orang lain. Oleh karenanya, dia mengajak semua masyarakat saling mengingatkan agar selalu hidup tentram dan damai.
“Jadi kamu berislam cukup menjaga supaya kejelekanmu tidak punya imbas pada orang lain. Jadi kalau tidak bisa berbuat baik, potensi keburukan kitab jangan sampai menimpa orang lain. Keburukan itu bisa kriminal kejahatan pidana atau merugikan orang lain, atau kejahatan yang tidak sampai kriminal tapi mengganggu orang lain,” lanjut Gus Baha.
Selanjutnya, Gus Baha juga mencontohkan berkunjung pada orang lain untuk menghilangkan kesumpekan dalam diri merupakan hal yang keliru, terlebih bila tuan rumah yang dikunjungi tengah dalam keadaan sibuk dan akan mempersulit bila harus menemui tamunya.
“Jadi kaidah dalam Islam itu kalau tidak bisa berbuat baik, potensi keburukan kita jangan sampai menimpa orang lain. Sehingga Islam menyarankan menyepi ketika kita penat bawaannya emosi itu sebaiknya tidak jalan jalan,” ujar Gus Baha.
Maka menurutnya, ketika seseorang mempunyai masalah atau pun emosi dan memutuskan untuk berdiam diri juga adalah merupakan kebaikan. Dengan begitu potensi keburukan bisa dicegah.
“Jika kalian dalam kondisi penat emosi itu sebaiknya menutup diri. Sehingga kata Rasul pada zaman akhir di antara kebaikan itu kamu meninggalkan manusia aktivitasnya, supaya tidak kena keburukan kamu,” pungkas Gus Baha.