FORMAKA Soroti Alih Aset Kapal Pusling Kangayan Sumenep Diduga Langgar Regulasi

Jurnalis: Rifan Anshory
Kabar Baru, Sumenep – Tidak beroperasinya Kapal Puskesmas Keliling (Pusling) Kangayan sejak beberapa tahun terakhir dikeluhkan warga kepulauan yang selama ini bergantung pada layanan kesehatan tersebut.
Keluhan itu disuarakan Forum Mahasiswa Kangayan (FORMAKA) melalui audiensi ke Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DKP2KB) Sumenep, Kamis (11/12).
Kapal Pusling bantuan Kementerian Kesehatan RI itu beroperasi sejak 2013 untuk melayani wilayah terpencil.
Namun, sejak mengalami kerusakan pada 2020, kapal tidak lagi digunakan dan bahkan disebut beralih kepemilikan ke Yayasan Sabet Tani Sapeken.
Ketua FORMAKA, Rifqy Qalib Mustafa, menyatakan penghentian layanan tersebut membuat akses kesehatan warga Kangayan semakin terhambat.
“Kapal ini sangat dibutuhkan masyarakat. Pusling melayani pulau-pulau yang sulit dijangkau seperti Saobi, Sapapan, Bungin Nyarat, hingga kawasan curam seperti Cangkramaan dan Tembayangan,” ungkapnya.
Rifqy juga mempertanyakan dasar alih kepemilikan kapal yang disebut masih berstatus Barang Milik Negara (BMN) milik Kemenkes RI.
“Jika statusnya masih BMN, Pemkab tidak punya kewenangan mengalihkan kepemilikan tanpa mekanisme yang diatur undang-undang,” tegasnya.
Mengacu pada UU Nomor 1 Tahun 2004 dan PP Nomor 27 Tahun 2014 beserta perubahannya, FORMAKA mendesak DKP2KB memastikan status kapal kepada Kemenkes dan Kemenkeu, serta mengembalikannya untuk pelayanan kesehatan warga.
“Kami mendesak agar kapal segera dikembalikan dan kembali melayani masyarakat. Jika tidak, ini bisa masuk kategori penggelapan aset negara,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala DKP2KB Sumenep, Ellya Fardasah, menyatakan bahwa pihaknya masih menunggu kepastian status kapal dari kementerian dan membenarkan bahwa kapal tersebut sebelumnya memang aset Kemenkes RI.
“Kami akan memastikan statusnya. Jika sudah dihibahkan ke Pemkab, ya pengelolaannya menjadi kewenangan Pemkab,” jelas Ellya.
Sebagai solusi, Ellya menawarkan pengadaan perahu siaga untuk mendukung pelayanan kesehatan di wilayah kepulauan.
Ia juga mengapresiasi inisiatif FORMAKA yang menyampaikan persoalan tersebut.
“Kalau ada kekurangan, itu memang kelalaian kami sebagai manusia. Kami rekomendasikan perahu siaga agar pelayanan ke depan lebih baik,” tutupnya.
Insight NTB
Suara Time
Kabar Tren
IDN Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







