Fenomena The Power Of Kepepet

Editor: Ahmad Arsyad

KABARBARU, OPINI– Manusia sejatinya dijadikan oleh tuhan menjadi mahluk yang sempurna dibandingkan mahluk lainnya. Misalnya seperti kelebihan manusia dibandingkan dengan hewan memiliki akal untuk berfikir, berkreasi, dan melakukan suatu perubahan besar, berbeda dengan hewan yang hanya diberikan nafsu dan naluri.

Manusia menurut Antoni Robin yang merupakan salah satu motivator dunia memaparkan bahwa manusia akan bergerak maju karena dua kondisi, pertama : Gain Pleasure yaitu orang yang melakukan sesuatu karena hobi atau melakukan sesuatu hal yang menyenangkan, dan kedua : Avoid Pain, yaitu menghindari rasa sakit atau yang sering kita sebut dengan kepepet. Banyak yang mengatakan bahwa sebelum melakukan sesuatu ada dipikirkan dahulu secara matang-matang, agar mendapatkan hasil yang baik. Akan tetapi, ada sebuah fenomena yang terkadang tanpa disadari terjadi dalam kehidupan kita yang biasa disebut dengan sebutan ” The Power Of Kepepet“.

Berbicara mengenai kepepet, menunggu suatu yang terdesak serta mengoptimalkan sesuatu saat kepepet agar mendapatkan suatu hal yang lebih baik merupakan suatu yang nihil. Orang yang santai merupakan orang yang lambat dalam mencapai kemajuan dalam kehidupannya. Tidak sedikit dari kita tanpa disadari lambat dalam menjalankan suatu hal seperti tugas, mempersiapkan acara dan lain semacamnya. Namun kualitas diri akan keluar ketika datanglah ketika kepepet disitulah terkadang the power of kepepet bekerja.

Ada diantara kita yang lambat dalam melakukan sesuatu karena salah satu faktornya yaitu, kurang atau tidak punya target dalam kehidupan, sehingga terlena dalam zona nyaman sehingga umurnya tidak terasa semakin tua, maka dari itu muncullah ketika the power of kekepet ini muncul, maka orang tersebut merasa terdesak, sehingga munculah semangat, kekuatan ide-ide kreatifitas dalam dirinya agar hal yang terdesak tersebut dapat terselesaikan.

The Power Of Kepepet ini bisa kita analogikan seperti seorang yang terjebak akan dua hal ketika dijalan. Jika kita teruskan perjalanan itu ternyata jalan buntu dan jurang lah menanti, namun jika jalan kembali, maka ada singa yang ingin menerkam kita. Pada saat kondisi tersebut, maka semua hal yang tidak memungkinkan seperti luasnya jurang yang harus kita lompati itu walau terasa jauh dalam jarak 2 meter, namun jarak tersebut akan berasa menjadi dekat dan akhirnya orang tersebut loncat dan bisa melewatinya. Hal tersebut sontak memancing sebuah pertanyaan, mengapa orang tersebut bisa melompatinya?. Karena ia dalam kondisi kepepet, maka ia hanya memikirkan bagiamana cara selamat dari ancaman singa tersebut. Bisa jadi orang tersebut mengatakan tidak mungkin atau tidak bisa karena tidak dalam kondisi kepepet atau terdesak.

Lalu ada pertanyaan kembali, apakah kita harus menunggu terlebih dahulu dalam situasi terdesak agar mendapatkan The Power Of Kepepet?. Hal tersebut tidak juga menjadi sebuah patokan, namun sebenarnya hal tersebut bisa kita dapatkan diawal sebelum datangnya situasi terdesak, salah satunya dengan menanamkan semangat dalam jiwa alam sadar kita, kemudian memaksimalkan potensi dalam diri untuk mencapai suatu hal yang kita inginkan, atau kita targetkan. Maka dari itu, seorang motivator Indonesia Mario Teguh pun berkata : “Sebelum keterdesakan itu datang, maka kita sudah lebih dahulu memiliki keterdesakan tu sendiri”. Sekian opini dari saya, semoga bermanfaat, mohon maaf jika terdapat kesalahan maupun kekurangan dalam penulisan ini.

• Penulis adalah Luthfi Nurul Huda, Mahasiswa PRODI Ilmu al-Qur’an dan Tafsir UIN Sunan Kalijaga
  
• Tulisan ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, dan tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co