Refleksi Sumpah Pemuda: Menyalakan Percik Harapan dan Merajut Jalan Kontribusi Pemuda Gorontalo

Jurnalis: Redaksi Kabarbaru
Penulis: Adit Nono
Mahasiswa Sosiologi UNG | Koordinator Daerah Komunitas Turun Tangan Gorontalo
Kabar Baru,Opini—Di antara riuh dunia digital dan gegap gempita peringatan nasional, Sumpah Pemuda selalu menghadirkan jeda yang lembut untuk merenung. Ia bukan sekadar tanggal dalam sejarah, melainkan panggilan batin agar kita kembali mengingat jati diri: bahwa kebangsaan tumbuh dari keberanian untuk bersatu, dan masa depan dibangun dari kesediaan untuk berkontribusi. Dari Gorontalo, tanah yang hangat oleh tradisi dan semangat muda, refleksi ini lahir sebagai percik kecil untuk menyalakan kembali nyala harapan.
Setiap 28 Oktober, kita tidak hanya menandai tanggal di kalender. Kita sedang mendengar kembali detak jantung persatuan yang diwariskan para pendahulu. Sumpah Pemuda adalah nadi yang terus mengalir dalam tubuh kebangsaan, mengingatkan bahwa Indonesia lahir dari keberanian untuk bersatu di tengah perbedaan.
Bagi kami, pemuda Gorontalo hari ini, tantangan terbesar bukan lagi tentang siapa yang paling lantang berbicara, melainkan siapa yang paling setia bekerja. Bukan lagi sekadar perdebatan di layar gawai, melainkan kemampuan mengubah riuh digital menjadi gerak nyata yang menumbuhkan daerah. Di tengah arus modernitas yang deras, Sumpah Pemuda mengingatkan kita untuk menyalakan kembali api pengabdian, agar semangat itu tidak padam di sela-sela jari yang sibuk menggulir layar.
Dalam pandangan sosiologi, kemajuan sebuah bangsa bertumpu pada dua hal penting: (Modal Sosial), yaitu jejaring yang sehat dan saling percaya, serta (Modal Manusia), yaitu kemampuan diri yang terus diasah. Di tanah Gorontalo, kedua modal ini harus menjadi fondasi agar setiap anak muda memiliki kesempatan yang sama untuk tumbuh dan berdaya, tanpa sekat nama besar atau koneksi sempit.
Sudah saatnya kita beranjak dari budaya “siapa kenal siapa” menuju budaya “siapa yang berkarya”. Keberhasilan bukan hak istimewa, melainkan buah dari perjuangan. Mari kita tegakkan meritokrasi sejati, tempat gagasan cemerlang dan kerja keras menjadi ukuran keberhasilan. Hanya dengan itu, potensi terbaik Gorontalo akan menyala dan memberi terang bagi banyak orang.
Sebagai wujud nyata semangat Sumpah Pemuda, Turun Tangan Gorontalo terus berupaya menjahit idealisme dengan kerja lapangan. Salah satu langkah yang telah kami lakukan adalah aksi bersih pantai di Pantai Indah, Kelurahan Pohe. Di sana kami tidak hanya memungut sampah, tetapi juga menggelar diskusi kritis tentang lingkungan, mengelola limbah menjadi barang bermanfaat, dan mengajak anak-anak belajar mencintai alam sejak dini. Kami percaya, perubahan tidak harus menunggu momentum besar; ia bisa dimulai dari kesadaran kecil yang dilakukan dengan tekun.
Kini semangat itu kami lanjutkan melalui program Village Incubation Journey #1, sebuah perjalanan belajar yang menembus batas antara teori dan kenyataan hidup di lapangan. Desa Bandungan, Bulango Utara, Bone Bolango akan menjadi ruang belajar kami berikutnya. Di sana kami akan berupaya mendampingi masyarakat dalam literasi dan ekonomi digital, menggali potensi lokal, mengemas produk unggulan, serta menyiapkan strategi agar hasil karya desa mampu menembus pasar yang lebih luas.
Pada 13 hingga 16 November nanti, Desa Bandungan akan menjadi laboratorium kolaborasi. Kami akan mengadakan pelatihan digital, inkubasi produk, dan pembentukan kelompok wirausaha desa. Selain itu, pada bulan yang sama, kami akan mengirimkan delegasi ke Jakarta untuk menghadiri Gathering Nasional Turun Tangan Pusat. Delegasi ini bertugas untuk membawa semangat penerapan ilmu dan memaparkan gagasan inkubasi, serta mempromosikan produk hasil dari kegiatan Village Incubation Journey #1 kepada seluruh delegasi Turun Tangan daerah se-Indonesia yang hadir di Gathnas Jakarta.
Kami sadar, kami hanyalah sekelompok pemuda dengan segala keterbatasan. Waktu, pengalaman, dan sumber daya kami mungkin belum banyak. Namun di balik keterbatasan itu tersimpan niat tulus dan keyakinan kuat bahwa perubahan tidak menunggu mereka yang sempurna. Keterbatasan justru menjadi alasan untuk bergerak lebih cerdas. Dengan langkah kecil namun pasti, kami ingin menghadirkan kontribusi nyata bagi daerah. Village Incubation Journey #1 kami jadikan awal yang rendah hati, tapi penuh perhitungan. Sebab kami percaya, setiap langkah kecil yang lahir dari niat baik akan bergaung menjadi perubahan besar bagi Gorontalo.
Momentum Sumpah Pemuda bukan sekadar peringatan tahunan, tetapi ajakan untuk menegaskan kembali komitmen bersama. Inilah saatnya pemerintah, akademisi, swasta, dan masyarakat saling menggenggam tangan untuk menciptakan ruang kolaborasi yang kuat dan berkeadilan.
Mari kita arahkan energi pada pemberdayaan akar rumput, menabur benih meritokrasi, dan memanen keadilan sosial. Kami, pemuda Turun Tangan Gorontalo, siap berada di garda depan untuk mengubah semangat menjadi aksi, dan aksi menjadi dampak nyata.
“Kami putra dan putri Indonesia, mengaku bertumpah darah yang satu, tanah air Indonesia.” Kutipan bersejarah ini bukan sekadar teks dalam buku pelajaran, tetapi napas yang terus hidup di dada kami, para pemuda yang memilih bergerak, bukan berdiam.
Karena sejatinya, harapan tidak pernah padam; ia hanya menunggu tangan-tangan muda yang berani menyalakan nyalanya kembali.
Berita Baru
Berita Utama
Serikat News
Suara Time
Daily Nusantara
Kabar Tren
Indonesia Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







