Bos Tambang Rudy Ong Resmi Ditahan Usai Dijemput Paksa KPK

Jurnalis: Nur Haliza

Kabar Baru, Jakarta – Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengambil langkah tegas dengan melakukan penjemputan paksa terhadap pengusaha tambang, Rudy Ong Chandra (ROC).

Tindakan ini dilakukan dalam rangka penyidikan kasus dugaan korupsi pengurusan Izin Usaha Pertambangan (IUP) di Kalimantan Timur.

“Hari ini penyidik melakukan jemput paksa terhadap Saudara ROC terkait perkara TPK pengurusan izin pertambangan di wilayah Kaltim periode 2013-2018,” ungkap Juru Bicara KPK, Budi Prasetyo, dalam konferensi pers pada Jumat (22/08/2025).

Kasus yang menjerat sejumlah pihak elit ini sebelumnya telah menyentuh mantan Gubernur Kalimantan Timur, Awang Faroek Ishak. Namun, proses hukum dihentikan pasca yang bersangkutan meninggal.

Sebagai bagian dari pengembangan kasus, KPK sebelumnya telah memberlakukan kebijakan pencegahan bepergian ke luar negeri terhadap tiga individu pada akhir September 2024.

Kebijakan ini, sebagaimana diungkapkan oleh Juru Bicara KPK kala itu, Tessa Mahardhika Sugiarto, merupakan kasus dugaan penerimaan hadiah atau janji dalam proses perizinan tambang di Kaltim.

“Larangan bepergian ke luar negeri ini terkait penyidikan dugaan tindak pidana korupsi berupa penerimaan hadiah atau janji dalam pengurusan izin usaha pertambangan (IUP) pada wilayah Kalimantan Timur,” kata Tessa, Kamis (26/9/2024) silam.

Tessa mengungkap, larangan bepergian ke luar negeri itu adalah almarhum Awang Faroek Ishak (AFI), DDWT, dan Rudy Ong Chandra (ROC) sendiri, dengan surat pencegahan resmi yang telah dikeluarkan sejak 24 September 2024.

Tessa juga menyebutkan, KPK telah menetapkan tiga orang sebagai tersangka dalam perkara ini. Namun, demi kelancaran penyidikan, pihaknya masih menahan diri untuk tidak menyampaikan detail lebih jauh mengenai perkembangan kasus.