Gerakan Aktivis Nasional Gelar Aksi Unjuk Rasa di Mabes Polri, Tuntut Reformasi Polri dan Tolak Kenaikan Anggaran

Jurnalis: Masudi
Kabar Baru, Jakarta – Gerakan Aktivis Nasional hari ini menggelar aksi unjuk rasa di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia (Mabes Polri). Aksi ini dilaksanakan sebagai bentuk protes terhadap berbagai praktik yang merugikan masyarakat dan negara, serta untuk menuntut reformasi dalam tubuh Polri.
Dalam orasinya, para aktivis menyampaikan serangkaian tuntutan, di antaranya adalah pembongkaran dugaan praktik oligarki ekonomi yang melibatkan oknum-oknum Polri dalam skandal pertambangan, penguasaan lahan, dan bisnis perkebunan kelapa sawit. Mereka mendesak agar praktik-praktik tersebut diusut secara transparan dan adil.
“Praktik oligarki yang disinyalir melibatkan oknum Polri dalam skandal-skandal ini harus dibongkar. Kami tidak akan tinggal diam, rakyat berhak tahu,” kata salah satu orator aksi.
Selain itu, demonstran juga menuntut evaluasi menyeluruh terhadap kinerja Polri, yang dinilai terus-menerus mencoreng citra aparat penegak hukum.
Salah satu orator juga menyampaikan tuntutan agar pemerintah dan DPR RI objektif dalam menilai kinerja Polri, terutama di bawah kepemimpinan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang dianggap gagal menjalankan tugas dan tanggung jawabnya.
“Kami meminta pemerintah dan DPR RI untuk objektif dalam menilai kinerja Polri, terutama di bawah kepemimpinan Listyo Sigit Prabowo. Jangan malah menaikkan anggaran untuk lembaga yang terbukti gagal,” ujar orator aksi.
Tolak Kenaikan Anggaran dan Pengadaan Robot Anjing Polri
Aksi ini juga menuntut agar kenaikan anggaran untuk Polri yang baru saja disetujui oleh DPR RI dibatalkan. Gerakan Aktivis Nasional berpendapat bahwa anggaran negara seharusnya digunakan untuk kesejahteraan rakyat, bukan untuk memperbesar lembaga yang sudah terbukti gagal dalam menjalankan fungsinya dengan baik.
Selain itu, Gerakan ini juga menyoroti rencana Polri untuk mengadakan robot anjing yang dianggap tidak memiliki urgensi. Mereka mengecam pengadaan tersebut yang dianggap tidak relevan dengan kebutuhan mendesak masyarakat dan hanya memboroskan anggaran negara.
“Pengadaan robot anjing Polri itu tidak memiliki urgensi. Lebih baik dana tersebut digunakan untuk program-program yang benar-benar bermanfaat bagi masyarakat,” ungkap orator.
Tuntut Pencopotan Kapolri
Gerakan Aktivis Nasional juga menuntut pencopotan Jenderal Listyo Sigit Prabowo dari jabatannya sebagai Kapolri. Mereka menilai kinerja Kapolri saat ini tidak membawa perubahan yang signifikan dalam meningkatkan citra Polri.
Sebagai penutup aksi, Gerakan Aktivis Nasional mengumumkan rencana aksi lanjutan yang akan dilaksanakan di Istana Negara untuk mendukung Presiden Prabowo Subianto segera mengganti Kapolri. Mereka juga akan menyurati DPR RI agar membatalkan keputusan yang mengizinkan kenaikan anggaran Polri.
Saat dikonfirmasi oleh pewarta, penanggung jawab aksi unjuk rasa, Abraham, menyampaikan bahwa aksi ini merupakan hasil dari kajian panjang Gerakan Aktivis Nasional. Ia juga menegaskan bahwa aksi ini mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang menginginkan perubahan dan transparansi dalam sistem kepolisian Indonesia.
“Ini adalah moral force kami sebagai mahasiswa. Kami akan ke Istana dan DPR, ini tidak akan berhenti sampai tuntutan kami tercapai. Aksi ini juga mendapat dukungan dari berbagai elemen masyarakat yang mendambakan perubahan dan transparansi dalam sistem kepolisian Indonesia,” ujar Abraham.