Ubah Sampah Menjadi Indah: Tim KKN Undip Buat Inovasi Ecobrick Menjadi Ikon Desa Watugede
Jurnalis: Bahiyyah Azzahra
Salah satu masalah signifikan di Indonesia adalah belum terkelolanya sampah dengan baik. Dari total produksi sampah nasional, sebesar 65,71% sampah dapat terkelola, sedangkan 34,29% belum terkelola dengan baik. Belum terkelolanya sampah dengan baik dapat menimbulkan beberapa pencemaran, seperti pencemaran air, udara, dan tanah. Pencemaran tersebut dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatan, baik kesehatan manusia maupun makhluk hidup lainnya.
Dalam hal ini, Desa Watugede menjadi salah satu contoh desa yang mana sampah belum terkelola dengan baik. Dalam pengelolaan sampah, masyarakat Desa Watugede masih menggunakan cara tradisional, yaitu dengan membakar sampah. Pembakaran sampah menghasilkan asap yang mengandung berbagai zat berbahaya, seperti karbon monoksida, senyawa organic volatil, dan logam berat. Paparan terhadap asap pembakaran berdampak bagi kesehatan manusia seperti batuk, sesak napas, dan iritasi pada mata dan tenggorokan, apabila berlangsung dalam jangka panjang maka dapat meningkatkan risiko penyakit pernapasan seperti asma. Selain itu, pembakaran sampah sembarangan dapat berpotensi memicu kebakaran.
Upaya Mahasiswa KKN UNDIP dalam mengatasi permasalahan pengelolaan sampah, yaitu dengan membuat ecobrick yang dijadikan sebagai ikon Desa Watugede. Ecobrick merupakan salah satu inovasi yang dikembangkan sebagai upaya dalam pengolahan limbah plastik.
Manfaat pembuatan ecobrick yaitu mengurangi pencemaran lingkungan, membantu pemulihan ekosistem, dan meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah. Cara membuat ikon Desa Watugede menggunakan ecobrick adalah:
1. Siapkan botol plastik ukuran 600 ml yang telah dibersihkan.
2. Siapkan sampah plastik kering yang telah dibersihkan.
3. Masukkan sampah plastik ke dalam botol hingga botol penuh dan dirasa padat sehingga terbentuklah ecobrick.
4. Mendesain terali besi berbentuk “WATUGEDE” untuk menentukan jumlah botol yang diperlukan.
5. Meminta bantuan warga untuk merancang terali besi sesuai dengan desain yang telah disiapkan.
6. Memasang terali dengan cara mengecornya.
7. Selanjutnya botol ecobrick yang telah dibuat dimasukkan ke dalam terali.
8. Langkah terakhir yaitu pengeleman antar botol ecobrick agar tidak mudah terlepas.
Mahasiswa KKN Undip berharap agar pembuatan ecobrick dapat menginspirasi warga dalam pengelolaan sampah untuk mengurangi pencemaran lingkungan. Sugiyono, pemuda Desa Watugede mengaku senang atas dibuatnya ikon Desa Watugede.