Titik Dapur Fiktif Menghantui Program Makan Bergizi Gratis di Jawa Barat

Jurnalis: Masudi
Kabar Baru, Bandung – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digadang-gadang sebagai salah satu prioritas utama pemerintahan Prabowo-Gibran tengah menghadapi masalah serius di Jawa Barat.
Forum Masyarakat Makan Bergizi Gratis (FMMBG) Jabar mengungkap adanya temuan “titik dapur fiktif” lokasi dapur yang terdaftar resmi di portal Badan Gizi Nasional (BGN) namun ternyata belum dibangun atau bahkan tidak pernah ada.
Padahal, berdasarkan data BGN, kuota pendaftaran dapur MBG telah penuh dan portal resmi pun ditutup. Namun, investigasi lapangan FMMBG di berbagai daerah menemukan banyak titik dapur dan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang seharusnya mulai dibangun atau direnovasi justru mangkrak tanpa aktivitas.
Ketua FMMBG Jabar, Ardiansyah, menilai ketidaksesuaian data administrasi dan fakta di lapangan ini berpotensi membuka celah praktik korupsi, kolusi, hingga monopoli. Ia menegaskan bahwa hal tersebut langsung berdampak pada anak-anak sekolah yang menjadi penerima manfaat utama program.
“Setiap rupiah anggaran harus dipertanggungjawabkan sesuai amanat Peraturan Menteri Kesehatan No. 28 Tahun 2024. Kalau dapur tidak segera dibangun, anak-anak akan kehilangan hak mereka atas makanan bergizi yang sangat penting bagi tumbuh kembang,” kata Ardiansyah.
Pemerintah pusat disebut telah berkomitmen melakukan audit menyeluruh, mempercepat pembangunan dapur MBG, dan memperkuat koordinasi dengan pemerintah daerah. Namun, FMMBG mengingatkan, tanpa pengawasan ketat dari publik, masalah yang sama bisa berulang.
Studi Kementerian Kesehatan RI tahun 2024 menunjukkan, anak dengan gizi kurang lebih rentan mengalami gangguan pertumbuhan dan penurunan prestasi belajar. Kegagalan implementasi MBG dikhawatirkan akan menimbulkan dampak jangka panjang pada kualitas sumber daya manusia Indonesia.
FMMBG Jabar pun mengajak pemerintah daerah, lembaga pengawas, media, dan masyarakat sipil bersatu mengawal jalannya program.
“Kita semua bertanggung jawab memastikan anak-anak Jawa Barat mendapatkan gizi layak demi masa depan yang lebih cerah,” tegas Ardiansyah.