Simposium Kawasan : Awal Gerakan Bersama Pelajar Indonesia di Timur Tengah Berkontribusi untuk Bangsa

Editor: Ahmad Arsyad
Kabar Baru, Opini- Simposium Kawasan Perhimpunan Pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika merupakan perhelatan tahunan yang mempertemukan pelajar Indonesia di kawasan Timur Tengah dan Afrika dari 18 negara.
Setiap tahunnya, Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan (PPIDK) Timur Tengah dan Afrika (TIMTENGKA) menggelar forum Simposium sebagai ajang silaturahmi dan diskusi di antara puluhan ribu pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika.
Pada tahun 2023 ini, hajat besar para pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika akan digelar di Tunis, Tunisia. Tepatnya pada tanggal 17-21 Juli mendatang. Melalui forum ini, ribuan pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika akan memperbaharui semangat keindonesiaan, sebagai Tanah Air ttempat mereka kembali untuk mengabdi.
Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Tunisia sebagai panitia pelaksana Simposium mendapatkan giliran pertamanya sebagai tuan rumah perhelatan tahunan ini. Amanat ini merupakan tugas besar yang harus diemban PPI Tunisia sebagai bagian dari anak bangsa.
Simposium Kawasan tahun ini akan mengangkat tema, “Poros Global Moderasi Beragama Indonesia-Timur Tengah”, sebagai respons pelajar Indonesia di Timur Tengah untuk membangun wacana keagamaan yang humanis dan inklusif agar Indonesia yang damai dan harmonis dapat betul-betul terwujud.
Di sisi lain, Simposium Kawasan kali ini berupaya untuk merangkai kembali tali persaudaraan pelajar Indonesia di Timur Tengah untuk bersama sama membangun Indonesia Emas 2045. Hal ini merupakan respons pemuda Indonesia guna berkontribusi untuk bangsa dalam bonus demografi yang tengah dimiliki oleh Indonesia saat ini.
Memasuki era bonus demografi Indonesia, pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika tidak ingin ketinggalan untuk mengambil peran bagi bangsa dan negara, sebagai salah satu pembuktian kemampuan dan andil pelajar Indonesia di Timur Tengah untuk Tanah Airnya.
Dengan dilandaskan prinsip moderasi beragama, selanjutnya mereka akan membuat gerakan bersama yang akan dilaksanakan secara serempak oleh lebih dari 18 ribu mahasiswa Indonesia yang tengah belajar di berbagai negara di Timur Tengah dan Afrika.
Persatuan yang disertai dengan ide dan gerakan positif bersama ini akan menjadi modal utama lulusan Timur Tengah dalam memberikan andil kepada Tanah Air yang kental dengan kebudayaannya. Keilmuan dan inspirasi yang didapatkan pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika akan menjadi pelengkap kemajuan Indonesia.
Sebagai penutup, Simposium Kawasan di Tunisia pada tahun ini diharapkan dapat mendorong semangat dan memperbaharui persatuan pelajar Indonesia di Timur Tengah dan Afrika untuk berbakti pada Ibu pertiwi, tempat mereka kembali setelah pengembaraan intelektualnya.
*) Penulis adalah Ahmad Hashif Ulwan, Mahasiswa Indonesia di Ezzitouna University, Tunisia