OPOP Jember Bersinergi dengan Kampus STAI RAYA: Gelar FGD untuk Mengangkat Perekonomian Pondok Pesantren

Jurnalis: Bagaskara Dwy Pamungkas
Kabarbaru, Jember – Program One Pesantren One Product (OPOP) di Kabupaten Jember terus menunjukkan komitmennya dalam mendorong kemandirian ekonomi pesantren melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Program ini menjadi langkah strategis untuk menciptakan kemandirian umat lewat pemberdayaan santri, dengan fokus pada peningkatan keterampilan produktif dan penguatan ekonomi berbasis pesantren.

Dalam arahannya, Sekretaris Jenderal OPOP Jember, Imam Bukhari, M.Pd., menegaskan bahwa setiap pesantren di Jember harus berorientasi pada kemandirian dan kesejahteraan ekonomi. Salah satu langkah utama yang harus ditempuh adalah membangun koperasi pesantren.
“Pesantren yang sejahtera harus punya sistem ekonomi yang kokoh. Salah satu jalannya adalah melalui koperasi. Dengan koperasi, pesantren bisa mengelola sekaligus memasarkan produk unggulannya secara mandiri,” ujar Imam Bukhari dalam kegiatan Focus Group Discussion (FGD) yang digelar bersama STAI RAYA Jember.
Ia menambahkan, koperasi bukan hanya wadah ekonomi, tetapi juga sarana pembelajaran bagi santri dalam hal pengelolaan usaha dan tanggung jawab sosial.
“Koperasi bukan sekadar tempat berdagang, tapi juga ruang kaderisasi ekonomi bagi santri. Di situ santri belajar bagaimana mengelola, memproduksi, dan memasarkan produk dengan nilai tambah,” lanjutnya.
Dalam FGD tersebut, Imam Bukhari merangkum beberapa poin penting yang menjadi arah pengembangan OPOP Jember, yaitu:
- Pengembangan Koperasi: Fokus utama pada pendirian koperasi sebagai wadah pengelolaan dan pemasaran produk unggulan pesantren.
- Santripreneur: Pemberdayaan santri untuk menumbuhkan pemahaman, keterampilan, dan semangat wirausaha produktif.
- Pesantrenpreneur: Penguatan ekonomi pesantren melalui pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah berbasis potensi pesantren.
- Sosiopreneur: Pemberdayaan alumni pesantren agar memiliki kemampuan kewirausahaan serta mampu menjalin kerja sama dengan masyarakat sekitar.
Melalui implementasi program tersebut, Imam Bukhari berharap pesantren di Jember tidak hanya menjadi pusat pendidikan keagamaan, tetapi juga menjadi pusat penggerak ekonomi masyarakat.
“Kalau pesantren bisa mandiri secara ekonomi, maka masyarakat di sekitarnya pun akan ikut bergerak. Ini bukan hanya soal ekonomi pesantren, tapi juga kesejahteraan umat,” ujarnya.
Sementara itu, Muhyidin, S.Hum., M.Pd., selaku Ketua STAI RAYA Jember sekaligus Pimpinan OPOP Jember Selatan, menekankan pentingnya menumbuhkan kesadaran berkoperasi di setiap pesantren. Menurutnya, koperasi menjadi instrumen penting dalam mewujudkan kemandirian dan kesejahteraan ekonomi berbasis nilai-nilai keislaman.
“Kesadaran berkoperasi harus tumbuh dari dalam pesantren. Karena dari situ akan lahir sistem ekonomi yang berkeadilan dan saling menguatkan,” tutur Muhyidin.
Ia juga menambahkan bahwa pengembangan UMKM pesantren tidak hanya berdampak pada ekonomi lembaga, tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Kalau pesantren berkembang, ekonomi lokal ikut bergerak. Santri bukan hanya belajar kitab, tapi juga bisa menjadi pelaku usaha yang mandiri. Inilah wujud nyata kemandirian umat,” tambahnya.
Di akhir kegiatan, para pengurus OPOP menyampaikan harapan agar Pemerintah Kabupaten Jember memberikan perhatian dan dukungan lebih besar terhadap program pemberdayaan ekonomi pesantren. Dukungan tersebut dianggap penting untuk mempercepat terwujudnya pesantren yang mandiri, sejahtera, dan berdaya saing di tingkat lokal maupun nasional.
“Kami berharap pemerintah daerah turut hadir dan memberi dukungan penuh. Karena ekonomi pesantren ini bukan hanya urusan lembaga keagamaan, tapi bagian dari pembangunan ekonomi daerah,” tutup Imam Bukhari.