Muktamar IDI ke-XXXI di Aceh: Momentum Lahirnya Kepemimpinan Transformasional
Jurnalis: Rahmad
KABARBARU.CO, ACEH – Ikatan Dokter Indonesia (IDI) akan segera menggelar Muktamar ke-XXXI di Serambi Mekah, bumi para pahlawan dan pejuang, Banda Aceh. Gelaran ini akan dihelat dari tanggal 23 Maret 2022 dan diharapkan dapat selesai pada tanggal 22-25 Maret 2022. Seluruh utusan dari IDI Cabang akan memberikan suaranya untuk kemajuan dunia profesi, pendidikan, dan pelayanan kedokteran kedepan. Berdasarkan informasi, Presiden RI Bapak Joko Widodo akan membuka acara Muktamar IDI ke-XXXI ini. Ini merupakan sinyal bahwa kesehatan menjadi prioritas pemerintah terlebih pandemi COVID-19 masih berlangsung hingga kini.
Sebagaimana pelaksanaan muktamar IDI sebelumnya setidaknya ada beberapa agenda penting yang akan dibahas oleh perwakilan dokter se Indonesia dalam muktamar ini. Isu-isu Kesehatan terkini akan menjadi jalan masuk pembahasan organisasi untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan kesehatan yang ada.
Pembahasan Anggaran Dasar Anggaran Rumah Tangga berikut dengan Tata Laksana Organisasi juga akan dilakukan untuk menjadikan salah satu organisasi profesi kesehatan tertua ini dapat lebih adaptif terhadap berbagai perubahan yang tengah dihadapi saat ini dan kedepan.
Agenda penting lainnya adalah perumusan konsep dan suksesi kepemimpinan di tubuh Ikatan Dokter Indonesia. Pada momentum ini Ketua Terpilih PB IDI hasil Muktamar di Samarinda akan dikukuhkan sebagai Ketua Umum PB IDI dan juga akan digelar pemilihan Ketua Terpilih PB IDI.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh para kandidat ketua terpilih PB IDI berkaitan dengan harapan dan suara IDI cabang se-Indonesia. Kedepan diperlukan kepemimpinan transformasional untuk dapat sukses menahkodai kapal besar para dokter se-Indonesia.
Dihubungi secara langsung dokter Dony, salah satu pimpinan utusan dari IDI Cabang Kota Bandung, menyampaikan ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi oleh kandidat Ketua Terpilih PB IDI pada Muktamar IDI ke-XXXI di Aceh ini.
“Kepemimpinan IDI kedepan haruslah kepemimpinan yang mampu secara cepat beradaptasi dengan perubahan yang begitu cepat. Saat ini kita hidup pada era disruptif sehingga kemampuan transformasional sangat diperlukan untuk menjamin IDI dapat bekerja secara harmonis, adaptif, dan memberikan dampak positif bagi anggota dan masyarakat Indonesia.” Ujar dokter Dony yg yang juga aktif sebagai dosen di Fakultas Kedokteran Unsiba.
Dia menambahkan, calon pemimpin IDI kedepan harus memiliki kapasitas kepemimpinan transformasional yang meliputi kemampuan menghadirkan stimulasi intelektual, konsiderasi individual, motivasi inspirasional, serta idealisasi pengaruh. Stimulasi intelektual diperlukan untuk mendorong kemajuan organisasi melalui perubahan radikal terhadap pemikiran, teknik, dan target yang dinilai sudah jauh tertinggal dari kondisi yang dihadapi saat ini.
“Pemimpin harus membuka ruang bagi anggota untuk dapat belajar, tumbuh, dan berkembang sehingga dapat menghadirkan berbagai inovasi untuk kemajuan organisasi profesi. Konsiderasi individual merupakan kompetensi lainnya yang diperlukan oleh pemimpin saat ini dimana seorang pemimpin harus dapat mengenal dan memahami perbedaan setiap anggota yang dipimpinnya. Pemimpin transformasional harus mampu membangun jalur komunikasi yang efektif sehingga dapat dengan cepat memberikan perhatian dan kebutuhan khusus bagi anggotanya sekaligus menyerap aspirasi anggotanya,” tambahnya.
Terkait dengan karakter figur pimpinan IDI kedepan, dia menilai dengan komunikasi yang efektif ini maka pemimpin dapat langsung memberikan apresiasi dan dukungan terhadap prestasi anggotanya. Seorang pemimpin yang transformasional juga diharuskan mampu membangun motivasi inspirasional. Visi pemimpin harus dapat disampaikan secara jelas dan dapat dikomunikasikan terhadap seluruh jenjang kepemimpinan di dalam struktur Ikatan Dokter Indonesia. Pemimpin tersebut harus mampu untuk membimbing dan mendampingi anggotanya serta senantiasa menggelorakan optimisme, antusiasme, dan motivasi diri setiap anggotanya. Terakhir seorang pemimpin transformasional harus mampu fokus dalam membangun budaya gotong royong berorganisasi untuk mengupayakan kebaikan bersama.
“Dengan menerapkan prinsip-prinsip kepemimpinan transformasional tersebut maka pemimpin IDI kedepan akan memperoleh kepercayaan dan rasa hormat dari anggota profesi,” Tegas dokter lulusan Pasca Sarjana ITB itu.
Mengenai harapan dari perwakilan IDI Bandung, dokter Dony juga mengatakan bahwa antusiasme cabang begitu besar terhadap penyelenggaraan Mukatamr IDI ke-XXXI di Aceh ini. Hal tersebut ditandai dengan keterlibatan cabang-cabang yang mengirimkan utusannya untuk hadir dan memberikan sumbangsih pemikiran untuk kemajuan dunia kedokteran. Penerimaan yang hangat dan istimewa dari seluruh panitia di Aceh menambah antusiasme peserta muktamar untuk juga menjadi tamu yang baik selama berkegiatan di Aceh.
“Kami dari IDI Cabang Bandung begitu antusias menyukseskan Muktamar IDI ke-XXXI di Aceh ini. Kami total ada 6 peserta utusan dari IDI Cabang Kota Bandung menaruh harapan besar kegiatan ini akan menghadirkan banyak kebaikan untuk dunia kedokteran di Indonesia. Sama seperti semangat kesejawatan yang dibawa oleh seluruh utusan cabang dari berbagai penjuru Indonesia, kami siap menyukseskan Muktamar IDI ke-XXXI di Aceh.” tutunya.