MoU dengan IAIN Madura Dinilai Bermasalah, RMI Demo Kantor BSI Pamekasan
Jurnalis: Haidar Ali
KABARBARU, PAMEKASAN – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam satu massa aksi lakukan aksi demonstrasi ke Bank Syariah Indonesia Pamekasan (BSI Pamekasan), Madura.
Ratusan mahasiswa tersebut tergabung dalam satu aliansi bernama Republik Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Madura (RMI).
Ratusan mahasiswa IAIN Madura tersebut demo kantor BSI Pamekasan dengan diawali melakukan aksi demonstrasi di depan rektorat IAIN Madura.
Aksi demonstrasi tersebut dilakukan karena persoalan MoU pihak kampus IAIN Madura dengan BSI yang dinilai tidak jelas sehingga merugikan banyak mahasiswa IAIN Madura.
“Awalnya, kami melakukan demo ke gedung rektorat untuk meminta kejelasan tentang persoalan MoU yang tidak jelas ini,” ujar Korlap aksi, Riyadus Sholihin, Kamis (03/02/22).
Pihaknya mengaku tak menemukan keterangan yang jelas dari rektor IAIN Madura, sehingga massa aksi melanjutkan aksi tersebut ke kantor BSI Pamekasan untuk mencari kejelasan.
“Dari hasil dialog kami dengan rektor, kami tak menemukan keterangan yang jelas sehingga tak ada solusi yang konkret untuk kami jelaskan pada seluruh mahasiswa IAIN Madura, sehingga kami memutuskan untuk melanjutkan aksi ini ke kantor BSI Pamekasan,” lanjut pria yang akrab disapa Rian tersebut.
Dalam aksi RMI yang digelar di depan Rektorat tersebut juga meminta Rektor agar memutus kerjasama IAIN Madura dengan Bank Syariah Indonesia (BSI).
Diketahui bahwa sebelum adanya aksi tersebut, sejumlah data berhasil dikumpulkan oleh tim pencari fakta di lapangan. Alhasil, diduga ditemukan kejanggalan yang dilakukan oleh pihak BSI.
“Atas bukti-bukti yang kami temukan kami meminta rektor dan BSI bertanggung jawab dan kami meminta rektor untuk memutus kerja sama dengan BSI,” tegas Rian.
Rian mengatakan bahwa pada semester sebelumnya, ada mahasiswa yang telah membayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) namun uang tersebut tidak masuk ke pihak kampus IAIN Madura.
“Akibat dari hal itu banyak mahasiswa IAIN Madura yang tidak bisa melakukan program KRS dan tidak bisa ikut perkuliahan, karena pihak kampus tidak menerima data pembayaran dari mahasiswa yang bersangkutan” ujar Rian.
“Tentu ini sangat merugikan, jika ini tetap tak menuai kejelasan siapa yang akan bertanggung jawab?, apalagi masyarakat belum selesai diterpa pandemi, ekonomi keluarga sedang stagnan, masak iya harus bayar lagi,” tutur Rian.
Dalam aksinya, Rian, menjelaskan terkait respon pihak BSI Pamekasan setelah didatangi oleh mahasiswa, dirinya mengatakan bahwa pihak BSI seolah menganggap mahasiswa tidak berhak dalam masalah ini.
“Pihak BSI berkata pada kami ‘siapa kalian?, siapa Organisasi Mahasiswa?, dan siapa mahasiswa?, apa hubungannya kalian dengan hal ini?, Kalian tidak memiliki hak untuk mengawal persoalan ini’,” jelas Rian menceritakan apa yang diungkapkan oleh pihak BSI Pamekasan.
Yang ia sesalkan lagi, hingga saat ini MoU antara IAIN Madura dengan BSI belum ada. Oleh karena itu, RMI meminta agar pihak rektor segera mengalihkan mitranya dengan Bank yang lain.
“Sungguh kalimat yang keluar dari mulut pihak bank BSI Pamekasan itu irasional dan seharusnya tidak pantas diucapkan pada kami, jelas-jelas kami yang dirugikan kok malah kami dianggap seolah-olah perampok,” tegas Rian yang juga menjabat sebagai Ketua Forsima Wilayah Jawa timur tersebut.
Menanggapi hal tersebut, Rektor IAIN Madura menegaskan akan berkomunikasi dengan BSI untuk segera menangani persoalan yang sedang terjadi.
“Kami akan melakukan komunikasi dengan pihak bank, kalo urusan MoU saya pasrahkan pada pimpinan baru, karena 2 bulan lagi saya selesai. Tidak elok jika kami menandatangani sesuatu yang tidak akan saya laksanakan,” kata Rektor IAIN Madura, Muhammad Kosim.
Mendengar hal tersebut, massa aksi langsung angkat kaki dari IAIN Madura menuju kantor BSI Pamekasan di Jalan Jokotole untuk meminta kejelasan mengenai pelayanan dan kontrak antara kampus IAIN Madura dan BSI.
Pihak BSI berjanji akan membuat surat pernyataan tertulis tentang permintaan maaf terhadap ormawa.
“BSI akan melakukan perbaikan layanan dan kami akan mengeluarkan surat permohonan maaf secara tertulis,” ujar Branch Manager BSI Pamekasan, Tegar A.H Iskandar dihadapan massa aksi RMI.
Terkait MoU, pihaknya mengaku memasrahkan kepada pihak kampus IAIN Madura.
“Kalau tentang MoU, kami memasrahkan secara penuh kepada pihak IAIN Madura,” kata Tegar.
Sementara itu, Rian selaku korlap menegaskan bahwa mahasiswa IAIN Madura akan terus berupaya keras untuk menemukan jalan keluar tentang persoalan tersebut karena menurutnya ini menyangkut nasib mahasiswa secara keseluruhan.
“Kami tegaskan kepada pihak kampus dan bank, kami akan terus mengusut kasus ini sampai ada solusi terbaik untuk mahasiswa IAIN Madura karena tidak mungkin mahasiswa harus membayar UKT lagi, itu memberatkan. Jika sampai ada hal yang merugikan mahasiswa, maka jangan salahkan kami jika kami melakukan demo lagi dengan jumlah massa yang lebih besar,” tegas Rian.
“Kami berharap rektor dan bank melakukan koordinasi kembali, melakukan komunikasi kembali tentang persoalan ini, tugas rektor adalah memikirkan nasib kami anak-anaknya, bukan malah terbalik. Sekali lagi kami berharap ada solusi terbaik untuk mahasiswa IAIN Madura,” pungkas Rian.