Menyikapi Kegagalan Indonesia sebagai Tuan Rumah Piala Dunia U-20 2023

Editor: Ahmad Arsyad

Kabar Baru, Opini- Kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 2023 merupakan sebuah kekecewaan bagi seluruh rakyat Indonesia, terkhusus bagi mereka yang telah berjuang keras dalam mempersiapkan segala hal untuk menyambut acara besar tersebut. Namun, kegagalan tersebut juga memberikan sebuah pelajaran berharga bagi Indonesia untuk menjadi lebih baik di masa depan.

Ada beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab FIFA menggagalkan pelaksanaan tersebut, antara lain kurangnya persiapan yang matang, masalah infrastruktur, dan kurangnya dukungan dari pemerintah dan masyarakat. Meski demikian sudah bukan hal yang tabu masyarakat Indonesia merasa dirinya paling benar dalam menentukan siapa yang salah dan siapa yang benar. Dalam kasus ini semisal, isu kegagalan terselenggaranya Piala Dunia U-20 menjadi tren yaitu disebabkan oleh penolakan beberapa oknum yang menolak timnas Israel berlaga di Indonesia.

Secara realitanya, kasus yang terjadi di Kanjuruhan Malang yang mengakibatkan ratusan para supporter dan pihak-pihak lain harus meregang nyawa dan pada akhirnya “anginlah yang disalahkan” tidak tersentuh sama sekali dalam benaknya sebagai suatu kesalahan besar dan masih jauh dari kata pantas dalam menyelenggarakan even-even besar dalam skala Internasional. FIFA tidak mungkin tutup mata dengan kejadian HAM yang berskala Internasional. Namun, yang terpenting adalah Indonesia harus belajar dari kesalahan tersebut dan melakukan perbaikan di masa depan.

Selain itu, Indonesia juga harus memperkuat kemampuan dalam mengelola acara internasional seperti ini. Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi tuan rumah acara-acara besar dan penting di masa depan, namun harus memperhatikan aspek-aspek kunci seperti persiapan yang matang, peningkatan infrastruktur, dukungan pemerintah dan masyarakat, dan manajemen yang efektif.

Secara keseluruhan, kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20 merupakan sebuah pelajaran berharga bagi Indonesia untuk terus memperbaiki diri dan memperkuat kemampuan dalam mengelola acara-acara internasional di masa depan agar tidak selalu saling menyalahkan antara yang satu dengan yang lainnya.

Selain itu, penting bagi Indonesia untuk tidak menyerah dan tetap bersemangat untuk terus berpartisipasi dalam kegiatan olahraga internasional. Kegagalan adalah bagian dari proses belajar dan tidak ada yang bisa mencapai kesuksesan tanpa melewati kegagalan.

Dalam menyikapi kegagalan Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U-20, kita juga harus menghargai usaha dan kerja keras yang telah dilakukan oleh seluruh pihak yang terlibat dalam persiapan acara tersebut. Selain itu, kita juga harus bersyukur bahwa Indonesia masih memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dan menyelenggarakan acara-acara olahraga internasional di masa depan.

Kita dapat belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil menyelenggarakan acara-acara besar dan penting seperti Olimpiade, Piala Dunia, atau Asian Games. Dari pengalaman tersebut, kita dapat mengetahui apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari dalam menyelenggarakan acara olahraga internasional.

Terakhir, kita harus memperkuat semangat nasionalisme dan kebanggaan dalam diri kita sebagai warga negara Indonesia. Dengan semangat yang kuat, kita dapat bekerja sama dan berjuang bersama untuk mencapai tujuan yang lebih besar. Semua pihak, baik pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta, harus saling berkolaborasi dan bekerja keras untuk mencapai kesuksesan dalam menyelenggarakan acara olahraga internasional di masa depan.

*) Penulis adalah Abd. Wafi, S.H., Advokat Muda Indonesia.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co