Kemendikbudristek Bangun Kampus 2 Politeknik Manufaktur Bandung di Kawasan Metropolitan Rebana
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, JAKARTA– Pengembangan Kawasan Metropolitan Rebana (Cirebon-Patimban-Kertajati) telah menjadi Proyek Strategis Nasional melalui Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2021. Dalam proyek tersebut, Kabupaten Majalengka akan dikembangkan menjadi kawasan industri dan perkotaan baru di Jawa Barat, bernama Rebana Metropolitan. Untuk mendukung proyek strategis dalam penyediaan ketersediaan calon Sumber Daya Manusia (SDM) yang cakap, terampil, dan unggul, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Majalengka menyerahkan lahan seluas 13,9 hektar kepada Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) yang direncanakan menjadi lahan untuk pembangunan Kampus 2 Politeknik Manufaktur (Polman) Bandung di Majalengka.
Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi (Dirjen Diksi) Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto, menyampaikan bahwa keberadaan Kampus 2 Polman Bandung sangat penting dalam upaya menciptakan SDM di Kabupaten Majalengka, Jawa Barat. Seiring berjalannya pembangunan kampus tersebut, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek telah menyiapkan sejumlah infrastruktur pendukung, termasuk menyiapkan tenaga pengajar yang andal. “Dosennya harus kita persiapkan dari sekarang. Bila perlu kita sekolahkan dulu ke luar negeri,” ujar Wikan dalam seremonial penyerahan sertifikat lahan, di Kampus Polman Bandung, Selasa (8/2/2022).
Sertifikat lahan secara resmi diserahkan oleh Bupati Majalengka, Karna Sobahi, kepada Dirjen Diksi Wikan Sakarinto, yang disaksikan oleh Menteri Koordinator Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan; Gubernur Jawa Barat, Ridwal Kamil; dan Direktur Polman Bandung, Mohamad Nurdin.
Menko Luhut mengapresiasi upaya Pemkab Majalengka dalam menciptakan SDM unggul yang mendukung kawasan industri. “Pembangunan Kampus 2 Politeknik Manufaktur Bandung di Majalengka menjadi sangat penting, terutama untuk menggerakkan 33 kawasan industri di zona Cirebon- Patimban-Kertajati,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Polman Bandung, Mohamad Nurdin, mengatakan pembangunan fisik Kampus 2 Polman Bandung akan dilaksanakan mulai tahun depan. “Masterplan dan perencanaannya rampung pada tahun ini,” ungkapnya.
Ia menuturkan, Kampus 2 Polman di Majalengka akan dibangun secara bertahap. Kampus ini akan mengelola 10 departemen dengan basis manufaktur. Pengembangan kampus Majalengka sejalan dengan Rencana Induk Pengembangan Polman Bandung (Renip) 2020-2035, yang diharapkan dapat berperan dalam menjawab tantangan menyongsong Indonesia Emas 2045 melalui penyiapan SDM terampil dan unggul.
“Ketersediaan SDM yang kompeten menjadi titik krusial dalam upaya mendukung pengembangan kawasan Rebana yang diharapkan akan menjadi pusat pertumbuhan baru di Jawa Barat,” tutur Mohamad Nurdin.
Kemendikbudristek Siapkan Program Studi Baru di Polman
Ditjen Diksi juga akan menyiapkan program studi (prodi) baru di kampus Polman. Rencananya ada 40 prodi yang akan dibuka di Polman Bandung. Masing-masing prodi nantinya memiliki jenjang pendidikan vokasi, mulai dari sarjana terapan, S2 terapan, hingga D2 fast track yang dikombinasikan dengan Sekolah Menengah Kejuruan.
Dirjen Diksi Wikan Sakarinto menggarisbawahi pentingnya menciptakan lulusan yang sesuai dengan kebutuhan industri, dunia usaha, dan dunia kerja (IDUKA) di Polman. Melalui program kerja sama ini, kurikulum akan disusun bersama dengan industri dan melibatkan kalangan praktisi industri untuk mengajar di kampus.
Wikan mengatakan, penguatan dengan mitra industri juga harus terus didorong melalui pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PBL) dan Teaching Factory (Tefa). Ditjen Pendikan Vokasi juga telah menyiapkan berbagai program untuk mendukung pembangunan Kampus 2 Polman, mulai dari program Kedai Reka, Matching Fund, hingga Kampus Merdeka. “Anggaran itu bisa digunakan untuk melakukan persiapan,” ujarnya.
Ia mengusulkan, program studi baru yang dikembangkan di Polman nantinya tidak hanya sebatas teknik mesin dan manufaktur saja, tapi juga mengarah ke digital, misalnya dengan mendirikan program studi digital dan industri kreatif.
“Polman jangan hanya menciptakan tukang, jangan hanya menciptakan lulusan sebagai pekerja, tapi juga menjadi wirausahawan. Karena itu, ketika di kampus mahasiswa harus dikenalkan dengan dunia kewirausahaan dan marketing,” katanya. Ia juga menekankan perlunya keterampilan teknis (hard skills) dan keterampilan nonteknis (soft skills) dalam dunia kerja.