IPNU: Arah Baru Harakah Pelajar NU Mojokerto Berbasis Multisektoral

Editor: Ahmad Arsyad
Kabar Baru, Opini- Di zaman demokrasi, kekuatan civil society yang mandiri dapat bekerja lintas kelas dan mampu menjadi ‘pengerem’ tendensi intervensionis yang dilakukan Sistem Pemerintah mempunyai watak ‘memaksakan kehendak’ ini merupakan keadaan obyektif yang tidak terhindarkan negara sebagai satu-satunya lembaga yang secara sah dapat menggunakan kekerasan dalam rangkah menegakkan ‘ketertiban’ menurut rasionalitasnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa kapitalisme menumbuhkan civil society berbasis kelas dan dapat mempromosikan demokrasi liberal. Tentu saja, bukan tanpa konsekuensi
Memahami Konsep Realis
Teori realis, yang umumnya digunakan dalam konteks hubungan internasional, dapat juga diterapkan dan diterjemahkan ke dalam konteks organisasi. Dalam konteks organisasi, teori realis dapat membantu memahami berbagai aspek, termasuk struktur organisasi, keputusan manajemen, dan hubungan antara organisasi dan lingkungannya. Dalam teori realis, kepentingan organisasi menjadi prioritas, Dalam organisasi, hal ini dapat tercermin dalam struktur organisasi yang menempatkan kepentingan organisasi (misalnya, tujuan profit, pertumbuhan, atau keberlanjutan) di atas kepentingan individu. Struktur hierarkis dapat digunakan untuk menjaga kontrol dan stabilitas di organisasi, mirip dengan bagaimana negara berusaha untuk mempertahankan kekuasaan dan ketertiban dalam sistem ketatanegaraan.
Persaingan dan Keseimbangan Kekuasaan Dalam konteks organisasi, teori realis dapat mencerminkan persaingan antar-organisasi di dalam industri atau pasar tertentu. Persaingan untuk mencapai keunggulan kompetitif dapat mencerminkan persaingan antar-negara dalam sistem internasional. Organisasi mungkin juga membentuk aliansi atau kemitraan untuk menghadapi persaingan bersama atau untuk menciptakan keseimbangan kekuatan dalam pasar.
Perilaku Rasional, Teori realis mengasumsikan bahwa organisasi bertindak secara rasional untuk mencapai tujuan mereka. Dalam organisasi, hal ini dapat berarti bahwa manajemen dan pengambilan keputusan didasarkan pada perhitungan dan pertimbangan rasional, seperti keuntungan ekonomi atau keberlanjutan organisasi.
Pengaruh Lingkungan Eksternal Seperti yang ditekankan dalam teori realis tentang hubungan antar-negara, organisasi juga berada dalam hubungan dengan lingkungannya. Organisasi harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya yang berubah dan dapat saling mempengaruhi dengan pelaku eksternal, seperti pemerintah, komunitas, atau pemangku kepentingan lainnya.
Namun, perlu diingat bahwa aplikasi teori realis dalam konteks organisasi tidak selalu sempurna, dan banyak teori dan pendekatan lainnya yang relevan dalam memahami organisasi. Teori realis hanya merupakan salah satu perspektif yang dapat membantu dalam menganalisis dan memahami perilaku dan dinamika organisasi.
IPNU REALIS
Berangkat dari identitas pelajar yang sarat akan nalar keilmuan dan idealisme yang kuat, sebagai bentuk respon menghadapi fluktuasi zaman. IPNU sebagai entitas pembawa pesan kemajuan yang melampaui masanya. Akumulasi gerakan pelajar dalam mengejawantahannya adalah hal yang niscaya. Potret dinamika pelajar mengenai singgungannya dengan patologi sosial keremajaan hari ini kenakalan remaja, seperti narkotika, pergaulan bebas serta maraknya krisis identitas rejamainfiltrasi ideologi radikal dan merosotnya nilai nilai nasionalisme pelajar– sehingga dipandang patut bagi tiap-tiap kader IPNU untuk memberikan solusi konkrit yang harus ditempuh secara transformatif atas permasalah tersebut. Hadirnya gagasan ini sebagai magnum opus atas keresahan dan kegelisahan yang kemudian diejawantahkan melalui kontestasi gagasan dan perenungan yang mendalam. Melahirkan harapan, kelak IPNU mampu berdialektika dan berkembang secara dinamis terlepas dari beban sejarah ataupun lingkaran setan persoalan klasik. Sehingga, IPNU kapabel sebagai organisasi yang agile (gesit) dan resilience (tangguh) dalam menapaki The Next Big Changer dalam gelanggang The Infinite Game.
Sedangkan untuk melaksanakan gerakan sosial baru perlu membangun pengetahuan Melek politik, Melek budaya, Melek tekhnologi, Melek media, Melek wacana, Melek pengetahuan, Melek aksi-refleksi-aksi. Kekuatan ini akan menyelamatkan gerakan dari racun hegemoniknya kekuasaan supra struktur di lingkungannya, juga memungkinkan bermetamorfosis dalam pengunaan metode perjuangan. Posisi gerakan literasi dengan gerakan sosial lainnya jelas bukan oposisi. Bahkan, gerakan literasi transformative ini mempunyai posisi yang unik karena sifat fleksibel, micro, bersahabat, bermakna, juga memperkuat gerakan sosial lainnya. Spirit Microba itu perlu mendapati garus bawah lantaran spirit ini menjadikan semua orang adalah bagian dari upaya transformasi
Zaman sudah bertransformasi, kondisi telah berubah, terlebih sejak muncul nya Artificial intelligence (AI) yakni suatau kecerdasan buatan yang dibuat oleh ilmuan barat. Seyogyanya Kader IPNU bisa mengakases apapuun dengan bebas. Secara kasat mata dan berangkat dari latar belakang IPNU yang berbasis pelajar, mahasiswa dan santri tetap harus berpenampilan energik dengan melibatkan moralitas dan akhlaq sebagai action terdepan. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan haluan gerakan IPNU khususnya di Kabupaten Mojokerto harus seimbang antara nilai nilai amaliyah yang selalu menjadi benteng pertahanan yang kemudian nilai ilmiah nya harus tetap di junjung setinggi tingginya layakanya yang di katakan oleh seorang ulama tentang manifestasi Nilai “ Sholeh Sosial Sholeh Spritual”
*) Penulis Adalah Ahmad Althof ‘Athooillah, Ketua PC IPNU Kabupaten Mojokerto Masa Khidmat 2023 -2025.