Imigrasi Gorontalo Bentuk 25 Desa Binaan Imigrasi

Jurnalis: Pengki Djoha

Kabar Baru, Gorontalo – Kantor Imigrasi Kelas I TPI Gorontalo mencatat capaian luar biasa dalam penguatan literasi keimigrasian di tingkat desa melalui pembentukan 25 Desa Binaan Imigrasi. Capaian ini melampaui jauh target awal hanya 3 desa, sehingga tingkat realisasi program mencapai 833 persen.

Program ini merupakan bagian dari strategi preventif dan edukatif Direktorat Jenderal Imigrasi untuk memperluas pemahaman masyarakat terhadap isu-isu keimigrasian krusial, khususnya pencegahan Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) dan Tindak Pidana Penyelundupan Manusia (TPPM).

Pembentukan desa binaan dilaksanakan secara terstruktur, menyasar desa dan kelurahan di beberapa kecamatan Kabupaten Gorontalo dan sekitarnya. Melalui program ini, tim imigrasi melakukan pembinaan berkelanjutan yang mencakup sosialisasi regulasi keimigrasian, edukasi prosedur legal bekerja luar negeri, pengenalan modus TPPO-TPPM, serta peningkatan kapasitas aparatur desa dan masyarakat sebagai garda terdepan deteksi dini.

Pendekatan berbasis desa dinilai efektif karena desa merupakan titik awal mobilitas penduduk dan ruang sosial yang paling dekat dengan calon pekerja migran. Hal ini memudahkan penyaluran informasi langsung ke kalangan yang berpotensi terpengaruh oleh tindakan ilegal di bidang keimigrasian.

Kepala Kantor Imigrasi Gorontalo, Gelora Adil Ginting, menegaskan bahwa literasi keimigrasian adalah instrumen penting untuk melindungi warga negara. “Minimnya pemahaman tentang aturan keimigrasian dan migrasi sah sering dimanfaatkan oleh jaringan TPPO-TPPM untuk merekrut korban, terutama di pedesaan,” ujarnya.

Dengan kehadiran Desa Binaan Imigrasi, diharapkan masyarakat dapat membangun kesadaran kolektif agar lebih waspada, kritis, dan tidak mudah tergiur oleh tawaran kerja luar negeri yang tidak prosedural. Kantor Imigrasi Gorontalo menyatakan akan terus memperluas jangkauan program dan meningkatkan kualitas pembinaan agar dampaknya semakin optimal.