Dari Nusantara ke Negeri Jiran, Santri Mengglobal Gemakan Hari Santri di Malaysia
Jurnalis: Arif Muhammad
Kabar Baru, Jakarta — Dalam rangka memperingati Hari Santri Nasional yang jatuh pada 22 Oktober, komunitas Santri Mengglobal memberangkatkan empat duta santri terbaik Indonesia untuk mengikuti program pengabdian internasional bertajuk Global Visit and Young Volunteer Experiences (GIVE) di Malaysia pada 21–23 Oktober 2025.
Berbeda dari perayaan Hari Santri Nasional pada umumnya, kegiatan ini mengusung semangat pengabdian lintas negara dengan tujuan memperluas wawasan global santri, menumbuhkan kecintaan terhadap tanah air, serta memperkuat kontribusi santri di kancah internasional.
Empat peserta terpilih dalam program ini adalah Nabeela Himmatus Tsuroya (mahasiswi program doktor Studi Islam UIN Walisongo Semarang), Zahida Amatillah (CSS Mora UIN Jakarta dan perawat RS Kramat Jati), Khalid Karim Nasution (mahasiswa Islamic Studies UIN Syarif Hidayatullah Jakarta), serta Syaukat (lulusan Ekonomi Syariah PTIQ Jakarta). Tiga di antaranya memperoleh beasiswa penuh (fully funded), sementara satu peserta mendapat dukungan partial funded.
Sesampainya di Malaysia pada 21 Oktober, para peserta GIVE langsung mengikuti academic sharing forum bertema Islam in Malaysia yang difasilitasi oleh Luqman Abdul Aziz, mahasiswa Management and Science University (MSU) Malaysia. Mereka juga melakukan kunjungan budaya ke sejumlah destinasi ikonik seperti Masjid Jamek, Dataran Bukit Merdeka, KLCC, dan Bukit Bintang.

Pada keesokan harinya, bertepatan dengan Hari Santri Nasional, para relawan melaksanakan kegiatan pengabdian di Sanggar Bimbingan Sungai Buloh, Malaysia. Acara dibuka dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya dan Mars Hari Santri yang dipandu oleh Nabeela, diikuti antusiasme puluhan siswa keturunan Indonesia yang bersekolah di sana.
Kegiatan dilanjutkan dengan sambutan dari guru sanggar, Cikgu Yus, serta perwakilan Santri Mengglobal, Luqman Abdul Aziz. Dalam suasana penuh keakraban, peserta menggelar berbagai kegiatan edukatif dan nasionalis. Salah satunya dongeng inspiratif yang dibawakan Zahida tentang anak Indonesia yang mencintai tanah air meski belum pernah menginjakkan kaki di negerinya sendiri.
Selain itu, Nabeela memperkenalkan flash card hijaiyah 4 in 1, inovasi pembelajaran Al-Qur’an yang mengajarkan cara menulis huruf hijaiyah, membaca harakat, serta mengenal makhraj dan sifat huruf. Materi ini menjadi upaya memperkuat kemampuan membaca Al-Qur’an santri anak-anak Indonesia di perantauan.
Kegiatan kemudian dilanjutkan dengan program “Pohon Harapan Anak Indonesia”, di mana setiap anak menuliskan cita-cita mereka dan menempelkannya pada pohon harapan. Salah satu tulisan menyentuh datang dari anak keturunan Indonesia yang menulis, “Ingin ke Indonesia untuk mengunjungi daerah asal ayah.”
Sebelum acara berakhir, para relawan mengadakan kuis berhadiah bertema kesehatan, keagamaan, dan nasionalisme. Seluruh siswa tampak gembira dan aktif mengikuti setiap sesi.
“Awalnya kami sempat khawatir karena jumlah relawan hanya empat orang, tetapi semua kegiatan berjalan lancar dan diikuti sekitar 70 siswa dengan antusias. Kami sangat berterima kasih atas semangat para relawan Santri Mengglobal,” ujar Cikgu Yus, guru Sanggar Sungai Buloh, usai kegiatan.
Menutup rangkaian kegiatan pada 23 Oktober, peserta GIVE berkesempatan berkunjung ke Faculty of Education, University of Malaya untuk melaksanakan academic sharing session bersama Dr. Mahmud. Diskusi ini membahas tema Qur’anic Arabic, Culture, and Education yang memperkaya wawasan para santri sekaligus mempererat jejaring akademik internasional.
Melalui program ini, Santri Mengglobal menegaskan peran strategis santri Indonesia di panggung dunia—menebar manfaat, memperkuat semangat kebangsaan, dan membawa pesan, “Dari Pesantren untuk Dunia.”
Berita Baru
Berita Utama
Serikat News
Suara Time
Daily Nusantara
Kabar Tren
Indonesia Vox
Portal Demokrasi
Lens IDN
Seedbacklink







