Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Awas! Bisa Dimanfaatkan Kelompok Teroris dari Kasus Holywings

Penulis: Hamdan Muafi, Founder Pinter Kampus.

Editor:

Kabar Baru, Opini- Sejak peristiwa Holywings mempromosikan minuman alkohol dengan membawa identitas agama sontak membuat publik kejut. Meski hanya beberapa jam promosi minuman alkohol bagi yang bernama “Muhammad” dan “Maria” reaksi publik sudah tidak terbendung dan meminta aparat dan pemerintah menutup tempat tersebut. Memang sebelumnya polisi sudah menetapkan enam orang sebagai tersangka dengan pasal penistaan agama. Bukan tidak mungkin tersangka baru akan bertambah seiring pengembangan kasus ini terus berlanjut.

Kepolisian sudah bertindak cepat dan segera menangkap pihak yang diduga melakukan promosi minuman beralkohol gratis. Bukan tanpa alasan, pihak kepolisian langsung pendalaman dan segera menetapkan tersangka, karena di khawatirkan esakalasi konflik horizontal meningkat. Apalagi menyentuh isu sensitif soal SARA (Suku, Agama, Ras, dan Antargolong). Soal SARA di Indonesia mudah melutup apabila tidak ditangani secara cepat dan terukur.

Memahami dari kasus Holywings di Indonesia secara hukum masih bisa diperdebatkan mengapa tersangka di tetapkan sebagai tersangka atau kenapa Holywings harus ditutup. Namun, karena menyentuh ruang sensitifitas beragama menjadi serba salah. Berdebatpun sudah seperti angin berlalu, publik sudah terlanjur tersinggung. Efek dari peristiwa dapat terus berlanjut seperti bola salju dan bisa menjadi bom waktu yang sewaktu waktu dapat menghabisi kerukunan dan persatuan Indonesia. Hal ini lah yang harus dihindari.

Keputusan Holywings meminta maaf sudah sangat tepat serta memasrahkan persoalan hukum yang menjerat oknum pegawai Holywings untuk dialanjutkan. Pemilik saham Holywings Hotman Paris dalam pernyataannya di stasiun televisi meminta pihak manejeman meminta maaf demi meradam amarah publik. Soal hukum Hotman Paris pemahaman hukum sudah tidak diragukan lagi. Namun karena menyangkut SARA Hotman malah menyarankan minta maaf secara terbuka kepada publik.

Kejadian diatas Indonesia tidak ingin Kembali terlibat konflik horizontal yang dapat merusak persatuan dan kedamaian. Konflik Poso yang melibatkan dua agama bakal Kembali terulang jika saja pemerintah tidak memngambil langkah cepat. Konflik bernuansa SARA terutama isu agama sangat rentan dan mudah dimanfaatkan oleh kaum terorisme. Ruang ruang seperti ini perlu dihindari dan dideteksi sejak dini. Kelompok terorisme dengan mudah menyemburkan opini negara ketidakpercayaan kepada negara terkait persoalan penistaan agama.

Lewis Coser sosiolog asal Jerman-Amerika menyebutkan konflik dipengaruhi dan dipicu oleh kebencian dan prasangka buruk. Dalam hal ini Holywing serasa publikenemy (musuh bersama) bagi umat islam. Apabila kebencian  ini terus dipeliharan dan tidak ada penyelesaian maka dikhawatirkan dapat memicu konflik berkepanjangan. Konflik yang berlarut-larut dapat menjadi malapetaka, tak jarang akan berujung kekerasan dan kerusuhan. Maka dari itu adalah penting untuk melakukan tidakan sebagai upaya pencegahan.

Sudah banyak tokoh tokoh agama dan negarawan agar persoalan hukum Holywings diselesaikan secara hukum. Tindakan paling objektif atas perkara hukum oleh Holywings sudah ditangani oleh negara. Tindakan-tindakan preventif oleh aparat negara agar tidak semakin meluas dan perlu dicegah. Cara preventif bagian dari upaya tanggung jawab bersama sebagai rakyat Indonesia.

 

*) Penulis adalah Hamdan Muafi – Founder Pinter Kampus.

*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store