Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Alumni Bersatu Menuju Pesantren Maju

Penulis: Faruq Alumni Pondok Pesantren Nurut Thullab.

Editor:

Kabar Baru, Opini- Salah satu kutipan yang tak akan pernah saya lupakan dan bahkan akan mengingatkan saya terhadap salah satu wadah yang telah memberikan dampak besar atas perkembangan diri saya, barangkali salah satunya adalah dauh dari KH. Ahmad Abu Hasan Muhammad, beliau merupakan pengasuh Pondok Pesantren Nurut Thullab Bangsa, Ponpes yang telah membawa saya dalam berpikir cemerlang dan menjadikan saya sosok yang selalu memiliki tujuan untuk menjadi manusia paripurna.

KH. Ahmad, sapaan beliau dalam sebuah sesi kajian di pesantren pernah berucap seperti ini: “Tidak ada bekas murid, jika seseorang pernah belajar di suatu lembaga (pesantren) sehari saja, maka wajib hukumnya mengabdi pada lembaga tersebut.”

Jasa Penerbitan Buku

Hal itulah yang selalu menjadi cambukan tersendiri bagi saya pribadi, meski hanya beberapa saat mengenyam pendidikan di pondok pesantren. Ya, bisa dihitung jari berapa tahun Saya nyantri, walau tidak selama Ibnu Hajar misalnya, yang puluhan tahun tawaddhu’ di pondok pesantren hingga menemukan konsep kontinuitas atas konsistensi belajar di pesantren setelah mendapatkan pembelajaran berharga dari setetes air yang jatuh hingga membuat batu berlubang.

Dari apa yang dituturkan oleh KH. Ahmad, saya ibarat menemukan titisan embun di gurun pasir ketika panas dan gersang dan berhasil menghilangkan dahaga. Alumni bukanlah mantan yang setelah selesai atau putus dalam hubungan, maka berakhirlah ikatan moral dan tanggungjawab yang pernah dijalaninya.

Katakanlah seperti mantan istri, mantan pejabat, dan mantan yang lainnya, atau mantan pacar yang pernah kalian pikat semasa menjadi santri. Semua itu telah lebur hanya tersisa kenangannya.

Alumni dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) diartikan sebagai orang-orang yang telah mengikuti atau tamat dari suatu sekolah atau perguruan tinggi. Di sinilah peran alumni pondok pesantren dimulai. Meski mereka telah tamat, berhasil menyelesaikan pendidikan pesantren dengan baik dan merantau sangat jauh, beranak-pinak.

Tapi ingat, seperti judul film yang saat ini lagi hits, ‘Jalan yang Jauh Jangan Lupa Pulang’, sebagai alumni pondok pesantren, kita masih memiliki tanggungjawab besar untuk mengabdi kepada pesantren.

Bila kita flashback ke belakang bagaimana pesantren membawa perubahan yang sangat signifikan terhadap perubahan bangsa, maka patutlah alumnus atau jebolan pesantren memberikan kontribusi nyata terhadap pesantren yang pernah diempuhnya.

Pesantren adalah institusi pendidikan tertua di Indonesia yang merupakan hasil akomodasi dan kearifan lokal bahkan kultural bagaimana mensinkronisasi islam dengan budaya nasional. Pesantren didirikan sejak mulanya ditujukan untuk mengintegrasi nilai-nilai islam universal dan budaya lokal atau yang serng kita sebut dengan Nusantara.

Secara historis misalnya, pesantren didirikan untuk mensosialisasi, mengakselerasi, dan mengaktualisasi dakwah islam di wilayah nusantara, sekaligus menjadi pusat untuk mencetak kader sebagai penerus nabi yang syiarkan islam di segala penjuru dunia.

Namun nyatanya, pesantren melampaui peran tradisionalnya, dengan perkembangan yang cukup pesat, pesantren tidak hanya fokus pada pendidikan islam, melainkan juga menjadi lembaga pemberdayaan sosial, ekonomi, hingga pusat pengembangan budaya.

Maka tak heran, bila kita temui pencetus pertama konsep pendidikan modern yang dibawa oleh KH. Wahid Hasyim salah satu pahlawan nasional, dimana pesantren mengikuti alur zamannya, menjadikan santri sebagai Kun Ibna Zamanika. Artinya pesantren tidak hanya fokus pada ajaran kitab kuning, melainkan jauh berkembang dengan berbagai mata pelajaran seperti bahasa asing dan mata pelajaran yang lebih saintifik.

Peran Alumni dalam Kemajuan Pesantren

Menjadi kesadaran bersama, menyambut ulang tahun Pondok Pesantren Nurut Thullab yang ke-41 rupanya bukan hanya sekadar sebuah ueforia tahunan belaka. Melihat santri yang menampilkan berbagai atraksi dan kecerdasannya selama mengenyam pendidikan di pesantren.

Bernostagia semasa menjadi santri, lebih-lebih mengenang mantan dan bertemu kawan seperjuangan. Ajang temu alumni hanya dijaikan simbolis, yang terpenting bisa menceritakan capaian yang telah diraih. Bukan itu semua intim dalam merayakan hari raya santri yang kita sebut sebagai Haflatul Imtihan ini.

Hal yang patut kita sadari bahwa kemajuan para alumni adalah sebuah keniscayaan. Oleh karena itu perlu dipandang sebagai potensi yang dapat dikembangkan di berbagai sektor dan dapat disalurkan asas kebermanfaatannya, bahwa tidak dapat dinafikan kita akan menjadi baik jika kita berdampak dan memberikan manfaat kepada yang lain. Di sinilah support sistem terbaik pesantren adalah alumni itu sendiri.

Ibarat air jernih yang mengalir di sungai, rasa-rasanya kurang kebermanfaatannya jika hanya sekilas dipandang tanpa dirasakan. Maka perlu seseorang mengambilnya melalui sebuah wadah. Pondok Pesantren kita tercinta nampaknya telah memiliki wadah itu, yang disepakati bersama dengan sebutan HANUBA (Himpunan Alumni Nurut Thullab Bangsal).

Peran alumni dalam sektor pendidikan sangatlah besar, misalnya alumni memiliki database tingkat pendidikan dan profesi alumni dapat diproyeksikan, bisa terindetifikasi dan dapat terbangun sebuah kerjasama dengan pondok pesantren. Misalnya saja, alumni yang profesional dalam bidang pendidikan dapat memberikan masukan, saran dan usulan untuk sistem pendidikan yang lebih maju untuk para santri kedepan.

Tidak hanya berhenti disitu, dalam sektor ekonomi. Sektor yang sebenarnya sangat potensial untuk perkembangan pesantren. Bukan perihal profit-oriented belaka, melainkan juga menciptakan sistem ekonomi ala pesantren yang bisa menjadi tolak ukur dalam kemandirian pondok pesantren itu sendiri.

Memang peluang dan ancaman untuk membuat suatu sistem menuju kemandirian ekonomi itu tidaklah mudah, tapi dengan komitmen yang tinggi dan demi kemajuan pondok pesantren, insya allah barakah pesantren selalu menyertai.

Keterlibatan alumni untuk mendukung dan turut andil dalam berbagai sektor demi kemajuan pesantren sangatlah potensial. Maka sangatlah penting jika peran HANUBA sebagai wadah alumni pesantren memiliki visi kedepan dan merangkul seluruh alumni yang tersebar luas bisa dimanfaatkan semaksimal mungkin.

Akan tetapi hal itu perlu kerja keras, kerja cerdas, dan kerjasama. Bagaimana alumni dapat memiliki satu visi bersama guna kemajuan pesantren tercinta. Doa pengasuh dan keluarga besar Pondok Pesantren Nurut Thullab selalu menyertai para alumni yang selalu peduli akan pesantren yang telah membesarkannya.

Dengan modal pedoman keteladanan dan dauh para alim ulama, maka hendaklah menjadi kekuatan alumni untuk berkiprah di masyarakat dengan tetap menjaga ukhuwah ma’hadiyah dengan tanpa lelah, tanpa henti selalu berkhidmat untuk pondok pesantren.

 

*Penulis Faruq adalah Alumni Pondok Pesantren Nurut Thullab, saat ini berlalu-lalang Jakarta-Malang, Founder & Ceo Kamu Tau, Penulis Beberapa Buku, Bukunya yang akan terbit 2023: Perayaan Sebuah Kegagalan.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store