Pentingkah Membahas Wacana Eskatologi Islam?
Editor: Ahmad Arsyad
KABARBARU, OPINI– Entah kenapa akhir-akhir ini, kita sangat sering sekali menemukan tayangan wacana fenomena akhir zaman. Baik diwujudkan dengan mendengarkan ceramah keagamaan yang membahas mengenai tanda-tanda akhir zaman. Ataupun sesekali menonton live streaming kebetulan ada salah satu halaman Facebook yang sangat sering sekali intens melakukan diskursus membahas tanda-tanda akhir zaman atau sekedar menyingkap fenomena situasi terkini saat ini yang patut untuk dipikirkan kembali.
Mulai dari kontroversi pro dan kontra dalam opini masyarakat mengenai keberadaan virus korona. Seperti beberapa bulan lalu sempat viral dalam pemberitaan mengenai statement Dokter Louis, Belakangan diketahui tidak terlalu percaya, banyaknya korban meninggal akibat terkena virus korona. Melainkan papar dia karena ada permasalahan dalam perihal pengobatan. Makanya meninggalnya di rumah sakit bukan dikediaman. Atas sikap itulah dia dijebloskan masuk penjara.
Selain itu pula, Penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dari pemerintah pusat tidak luput juga sempat disinggung dalam diskusi live streaming fane page Facebook tersebut. Penutupan tempat ibadah sementara waktu, ada pula yang terkini juga terjadi patroli ke pasar-pasar dan lain sebagainya. Menariknya ternyata tidak kita rasakan fenomena yang terjadi sekarang, Sebagian pendapat mengemukakan ada hubungannya dengan tanda-tanda akhir zaman.
Salah satunya cuplikan video dari Syech Imran Hosein yang menjelaskan dan perekamannya terdokumentasi jauh dari situasi saat ini. Beliau mengatakan suatu saat akan ada pemberhentian sementara aktifitas melaksanakan ibadah haji dengan alasan adanya virus yang membahayakan kesehatan. Nah, uniknya pendapat itulah secara tidak sadar, ternyata sudah kita rasakan sekarang. Kurang lebih dua kali berjalan, pemberangkatan pelaksanaan ibadah haji ditunda gara-gara keberadaan virus korona.
Walaupun ada juga sebagian perfektif rasa duga masyarakat bahwa uang haji sudah terpakai oleh negara. Meski sudah beberapa kali pernyataan tersebut ditepis dan diklarifikasi kementerian agama, selaku pihak yang mempunyai peran vital akan pelaksanaan rukun islam yang kelima. Tetapi tetap saja, masih banyak warga Negara apatis dan tidak percaya. Kepercayaan masyarakat kepada pemerintahan kian digerogoti dengan kebimbangan.
Kemudian disisi lain lagi yang menjadi fokus wacana Eskatologi Islam adalah munculnya Imam Al- Mahdi dan terjadinya malhamah, yakni sebuah perang besar yang akan menjadi embrio dari akhir zaman.
Sebenarnya ketika kita menonton halaman facebook yang bernamakan “Pencarian Standar Etika dan Akhlak”. Kita siap-siap merasakan kebingungan terhadap apa yang dibicarakan pembicara. Namun paling tidak sedikit banyak dapat kesimpulan setelah mengamati bahasa kalimat yang beliau utarakan.
Sebenarnya bukan kali ini saja pertama kalinya kita mendengar isu fenomena eskatologi Islam. Jauh dulu ketika terjadi sebuah bencana alam terkadang dipertontonkan video dengan menyisipkan pesan dekatnya akhir zaman. Meski dulunya sering menonton cuman tidak terlalu tertarik punya iktikad untuk sekedar memikirkan, apalagi mencoba mendalami situasi yang terjadi.
Nah, baru kemudian beberapa bulan terakhir ketika banyak orang yang meninggal. Apalagi berbarengan banyak sekali rakyat dan ulama yang wafat. Serta berbagai problematika diluar nalar logika kemanusiaan, seperti banyaknya hukum ketidakadilan, makin maraknya kedzoliman, seakan memutarkan otak dan perasaan. Sebenarnya apa pesan yang ingin Tuhan sampaikan kepada semua insan. Untuk sekedar dipikirkan dan menjadi sebuah pembelajaran.
Terlintas dalam pikiran dawuh almarfurllah KH. A. Nawawi Abd. Jalil Sidogiri, pengasuh Ponpes Sidogiri kurang lebih bunyi isinya begini “Jika rumah mau dirobohkan, maka barang-barang berharga pasti dikeluarkan terlebih dahulu. Begitupun dengan bumi, jika bumi mau dirobohkan , maka orang-orang sholeh dipanggil terlebih dahulu”.
Walaupun memang mengenai kapan terjadinya akhir zaman itu kuasa tuhan, bukan domain kita selaku insan. Maka saya jadi teringat dengan perkataan seorang guru dalam suatu majlis pengajian. Bahwasannya paling penting bagi kita bukan memikirkan akhir zaman. Akan tetapi apa amal yang bisa dijadikan suatu tambahan kebaikan (Dr. Maimon.2020). Apalagi adanya akhir zaman sudah jelas ada dalam kepercayaan orang Islam.
Seperti kutipan hadist dari Hudzaifah bin Asid Al-Ghifari bahwa rasulullah menyebutkan kiamat tidak akan tiba sebelum dari kalian melihat sepuluh peristiwa. Diantaranya, munculnya Dukhan, munculnya Dajjal, matahari terbit dari arah barat, keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, munculnya Isa bin Maryam, adanya tiga gerhana ditimur, gerhana di barat, gerhana di jazirah Arab, adanya api yang muncul dari Yaman kemudian mengiringi manusia menuju tempat berkumpul.( Abul Husain Muslim bin Hajjaj bin Muslim An Naisaburi, Al- Jami’us Sahih, Juz VIII, Hal. 178).
Cuman setelah difikirkan kembali memang pendapat seorang guru tadi ada benarnya juga. Akan tetapi, bukankah sebagai bekal persiapan kita juga perlu mengetahui tanda-tanda akhir zaman. Sebagai media semakin mendekatkan diri kepada tuhan.
Sebagaimana anjuran Qur’an surat al- Maidah ayat tigapuluh lima. Sebab yang melekat pada diri manusia ada ketidaksikrongan dalam masalah keimanan. Banyak manusia kalangan kita mengimani takut siksa kubur dan neraka.
Anehnya tetap saja perilaku kejelekan berupa dosa tetap jalan dikerjakan dalam kehidupan. Ghibah, namimah, hasad dan perilaku tercela lainnya, Seakan tidak dirasa sering dilakukan setiap harinya. Pekerjaan wajib yang jelas-jelas perintah tuhan seperti kewajiban sholat lima waktu malah sering diabaikan, bahkan kadang tidak dikerjakan. Sehingga tidak terlalu berlebihan tindakan geliat membahas tanda-tanda akhir zaman sudah saatnya digelorakan.
Salah satu aplikasinya bisa melalui siaran media sosial ataupun berupa lapangan dengan dikabarkan lewat memanfaatkan sebuah majlis pengajian. Paling tidak wacana tersebut, menjadi peringatan bagi seluruh insan agar difikirkan, ditindaklanjuti dikemudian hari. Tujuannya agar manusia cepat sadar kembali lagi ke jalan yang benar dengan menjadi manusia seutuhnya yang mempunyai tugas pokok ibadah kepada Tuhan seperti perintah Quran surat al Alaq ayat Sembilan belas.
Semoga Wallahu a’lam.
*) Penulis adalah Tarmidzi Ansory, pengajar SMA. Al- Miftah Sumber Kebun dan Staff TU STIDKIS.
*) Tulisan Opini ini sepenuhnya adalah tanggung jawab penulis, tidak menjadi bagian tanggung jawab redaksi kabarbaru.co