ARCAMAJA Gelar Sosialisasi Pendidikan di MTs NWDI Pejaring

Jurnalis: Zulfikar Rasyid

Kabar Baru, Lombok Timur — Organisasi kepemudaan ARCAMAJA menggelar sosialisasi pendidikan bagi para siswa MTs NWDI Pejaring pada Sabtu, 15 November 2025. Kegiatan yang berfokus pada pentingnya melanjutkan pendidikan dan risiko putus sekolah itu mendapat respons antusias dari puluhan pelajar yang hadir.

Dalam kegiatan tersebut, Ketua Umum ARCAMAJA, Hairul Zamani Nurdin, menyampaikan bahwa sosialisasi ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi sosial di Desa Pejaring, di mana sebagian anak muda masih menganggap sekolah sebagai beban, bukan sebagai jalan untuk memperbaiki masa depan.

“Kami melihat masih ada siswa yang ragu melanjutkan sekolah karena berbagai alasan. Melalui kegiatan ini, kami ingin mengubah cara pandang itu,” jelasnya.

Edukasi Pentingnya Pendidikan untuk Masa Depan

Sejak pagi, aula MTs NWDI Pejaring dipadati siswa dengan berbagai latar belakang. Banyak dari mereka mengaku belum memahami sepenuhnya arti penting pendidikan dalam kehidupan jangka panjang. ARCAMAJA hadir untuk memberikan perspektif baru agar siswa lebih percaya diri dalam melanjutkan pendidikan.

Dalam penyampaian materi, Hairul menegaskan bahwa pendidikan bukan hanya persoalan nilai akademik, tetapi proses pembentukan karakter dan kemampuan berpikir. Ia memaparkan beberapa poin penting, di antaranya:

• Pendidikan membuat seseorang mampu berpikir jernih dan mengambil keputusan tepat dalam situasi kompleks.

• Pendidikan menjadi modal utama bersaing di dunia kerja, terutama di era digital.

• Lingkungan sekolah mampu melindungi anak muda dari pengaruh negatif, seperti pergaulan destruktif atau kekerasan.

• Pendidikan adalah fondasi perubahan sosial, dan kemajuan desa sangat bergantung pada tingkat pendidikan generasi mudanya.

“Pendidikan adalah hak semua anak, bukan hanya mereka yang pintar atau mampu secara ekonomi,” tegasnya.

Bahaya Putus Sekolah Jadi Sorotan Utama

Pada sesi berikutnya, ARCAMAJA menyoroti risiko jangka panjang dari putus sekolah. Menurut Hairul, banyak dampak buruk yang seringkali tidak disadari oleh remaja, seperti terbatasnya peluang kerja, kerentanan terhadap pengaruh negatif, hingga penyesalan di usia dewasa.

Ia mencontohkan beberapa kasus di sekitar Pejaring, di mana remaja yang dulu berhenti sekolah kini menghadapi kesulitan ekonomi dan kehilangan arah hidup. “Keputusan berhenti sekolah hari ini akan memengaruhi seluruh masa depan,” ujarnya.

Dalam sesi refleksi, Hairul membagikan pengalamannya saat menempuh pendidikan di tengah tekanan ekonomi dan tantangan pribadi. Ia mengakui bahwa keinginan untuk menyerah pernah muncul, namun tekad untuk terus berjuang mengubah hidupnya.

“Kita semua pernah berada di titik jenuh. Tapi bertahan adalah bentuk kemenangan. Melanjutkan sekolah bukan hanya soal ijazah, ini tentang mempertahankan mimpi,” katanya.

Pantauan kegiatan menunjukkan siswa aktif berdiskusi dan mengajukan pertanyaan, terutama terkait peluang melanjutkan sekolah dan bagaimana mengatasi hambatan keluarga maupun lingkungan.

Beberapa siswa mengaku memperoleh sudut pandang baru setelah mengikuti sosialisasi. Mereka menyatakan lebih memahami betapa besar dampaknya jika memilih berhenti sekolah terlalu cepat.

ARCAMAJA Berkomitmen Lanjutkan Program Edukasi di Desa

Di akhir kegiatan, Hairul menyampaikan harapannya agar generasi muda Pejaring terus bersekolah dan tidak menyerah pada keadaan. Ia menegaskan bahwa ARCAMAJA akan melanjutkan program serupa untuk memperluas akses edukasi bagi anak-anak desa.

“Kalian adalah penentu masa depan desa ini. Jika tetap bersekolah, maka masa depan Pejaring akan lebih cerah. Kami di ARCAMAJA akan terus hadir untuk mendukung,” ujarnya.

Kegiatan ditutup dengan foto bersama serta pesan optimistis bahwa langkah kecil pada 15 November 2025 itu akan menjadi awal perubahan besar bagi masa depan pendidikan di Desa Pejaring.