Studi: Warga Sumenep Kecanduan Belanja Online Melebihi 50% Gaji Buat Pamer

Jurnalis: Rifan Anshory

Kabar Baru, Sumenep – Kemudahan belanja online (olshop) ternyata memicu perilaku konsumtif yang signifikan di kalangan masyarakat Kabupaten Sumenep, Madura.

Temuan penelitian dari Universitas Widya Kartika mengungkapkan 75% partisipan (9 dari 12 responden) mengakui kerap berbelanja melebihi batas kemampuan finansial, bahkan hingga mengorbankan kebutuhan pokok seperti makan atau tabungan.

Hanny Santoso, sang peneliti menyoroti dua faktor kunci:

Pertama, Tradisi Prestise, di mana masyarakat Sumenep memiliki kecenderungan kuat untuk memamerkan barang baru, terutama yang dianggap eksklusif.

“Berapapun harganya, jika bisa dipamerkan, mereka akan beli meski tak dibutuhkan,” jelas Santoso, dikutip Minggu (13/7).

Kedua, Diskon Besar, variasi harga murah disertai kemudahan transaksi tanpa perlu keluar rumah semakin mempercepat keputusan pembelian impulsif warga Sumenep.

Penelitian mendokumentasikan perilaku berisiko, di mana partisipan mengalokasikan lebih dari 50% uang saku atau gaji untuk belanja online.

Meski demikian, 25% partisipan lain menunjukkan kontrol diri yang lebih baik, membelanjakan kurang dari 50% pendapatan tanpa mengganggu kebutuhan pokok.

Penelitian ini menyoroti tantangan baru di era digital: memanfaatkan kemudahan teknologi tanpa terjebak dalam budaya konsumtif yang merugikan, terutama di komunitas dengan identitas budaya dan agama yang kuat seperti Sumenep.

Sumber diambil dari Santoso, H. (2020). Studi Perilaku Konsumtif Masyarakat Sumenep Madura Melalui Online Shop. Prosiding Seminar Nasional Ilmu Terapan IV, Universitas Widya Kartika.