75 Tahun Hubungan Bilateral Indonesia-Turki, Harika Endonezya Hadirkan Harmoni Budaya

Jurnalis: Rizqi Fauzi
Kabar Baru, Izmir – Dalam rangka memperingati 75 tahun hubungan diplomatik antara Indonesia dan Turki, Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Izmir bekerja sama dengan KBRI Ankara menyelenggarakan rangkaian kegiatan bertajuk “75th Indonesia-Türkiye Bilateral Relations”. Acara ini turut didukung oleh berbagai lembaga lokal seperti Buca Gençlik Merkezi, UDG İzmir, dan Palang Merah Turki (Türk Kızılay), sebagai simbol kuatnya kolaborasi lintas negara.
Rangkaian acara ini dikemas dalam program “International Izmir Sport Day x Harika Endonezya: Harmony in Diversity”, yang menggabungkan elemen olahraga, seni, dan budaya sebagai wadah diplomasi antarbangsa yang lebih hangat dan inklusif.
Semangat Persahabatan Melalui Olahraga
Sebagai pembuka, International Izmir Sport Day (IISD) menghadirkan kompetisi olahraga persahabatan antarnegara yang diikuti oleh delapan negara, yakni Indonesia, Uzbekistan, Turki, Kazakhstan, Maroko, Kolombia, Sierra Leone, dan Yaman. Pertandingan sepak bola berlangsung pada Jumat, 9 Mei, disusul oleh turnamen bola voli pada Rabu, 21 Mei 2025 di Stadion Buca, Izmir.
“Harika Endonezya”: Ruang Perjumpaan Budaya Dua Bangsa
Puncak acara bertajuk “Harika Endonezya” digelar pada Sabtu, 24 Mei 2025, di Bilal Saygılı Külliyesi, Bornova, Izmir. Acara ini menjadi ruang perjumpaan budaya dua bangsa melalui berbagai kegiatan seperti:
- Workshop Batik dan Ebru
Para peserta diajak mengenal dan mempraktikkan dua bentuk seni tradisional yang kaya akan nilai sejarah: Batik dari Indonesia dan Ebru dari Turki. Batik merupakan seni menggambar di atas kain dengan lilin dan pewarna alami, yang telah diakui sebagai warisan budaya tak benda oleh UNESCO. Sedangkan Ebru, atau marbling art, adalah seni menggambar di atas air yang berasal dari zaman Ottoman, menciptakan pola warna indah yang berpindah ke permukaan kertas. Melalui workshop ini, peserta dari berbagai negara diperkenalkan pada nilai-nilai filosofi dan teknik yang melekat dalam kedua seni tersebut. - Hidangan Tradisional Nusantara dan Anatolia
Peserta juga dimanjakan dengan berbagai sajian kuliner khas Indonesia seperti kue bolu, brownies, pastel, serta beragam jajanan tradisional lainnya, berpadu harmonis dengan baklava dan camilan manis khas Turki, menciptakan suasana kekeluargaan dan keakraban antarbangsa. - Pertunjukan Budaya Dua Negara
Penampilan budaya Indonesia memukau para tamu dengan sajian tarian daerah seperti Tari Jawa, Tari Dayak, Tari Janger, dan Tari Kecak yang dikemas dalam koreografi dinamis dengan iringan musik kontemporer.
Di sisi lain, penampilan dari Turki menampilkan folklor dansları (tarian rakyat) serta permainan alat musik tradisional Turki yang menghipnotis para penonton dari Indonesia maupun negara lainnya.
Penampilan ini menjadi simbol nyata harmoni dalam keberagaman budaya serta bentuk penghargaan satu sama lain atas warisan leluhur masing-masing bangsa.
Diplomasi Budaya dan Peran Pemuda
Ketua Pelaksana Acara, Najla Athoya, menyampaikan bahwa kegiatan ini menjadi salah satu bentuk nyata diplomasi budaya yang memperkuat jalinan persahabatan Indonesia dan Turki melalui diplomasi seni dan budaya, serta peranan diaspora muda dikancah internasional.
“Melalui acara ini, kami ingin menunjukkan sepenggal keindahan Indonesia kepada sahabat-sahabat di Turki, sebagai bentuk rasa terima kasih dan apresiasi atas hubungan hangat yang telah terjalin. Kami juga ingin terus belajar dan mengenal lebih dalam tentang sejarah dan kebudayaan Turki, agar semangat saling menghargai terus tumbuh di generasi kami,” ucapnya.
Hal ini juga selaras dengan pernyataan Duta Besar Republik Indonesia untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, dalam sambutannya menyampaikan harapan dan visi ke depan atas hubungan bilateral kedua negara. Ia mengutip pidato Presiden Prabowo di Antalya Forum beberapa bulan sebelumnya yang menekankan pentingnya memperkuat fondasi kerja sama menjelang 100 tahun hubungan Indonesia-Turki pada tahun 2050.
“Pada tahun 2050, saat kita merayakan satu abad hubungan diplomatik Indonesia dan Turki, kalian generasi muda yang akan menjadi pemimpin, pelanjut, sekaligus penjaga semangat kerja sama ini. Masa depan hubungan dua negara ini ada di tangan pemuda, semoga persahabatan Indonesia dan Turki terus berjalan hingga nanti,” ujar Dubes Rizal.
Dubes Rizal, juga menegaskan bahwa peran pemuda sangatlah penting dalam membangun jembatan antarbangsa. Dengan semangat inovatif, semangat belajar lintas budaya, dan keterlibatan aktif dalam kegiatan internasional, pemuda menjadi motor penggerak utama dalam menciptakan dunia yang lebih harmonis, adil, dan kolaboratif.
Pimpinan Buca Gençlik Merkezi, Serkan Özmen, turut mengungkapkan apresiasinya atas terlaksananya kegiatan ini.
“Kami sangat senang dapat menjadi bagian dari perayaan ini yang tidak hanya mempererat hubungan antarnegara, tetapi juga membuka ruang perjumpaan lintas budaya bagi generasi muda. Melalui olahraga, seni, dan budaya, kami percaya anak-anak muda dari Turki dan Indonesia dapat saling belajar, berbagi nilai-nilai universal, serta membangun masa depan yang lebih inklusif dan damai. Inisiatif seperti ini perlu terus didorong agar persahabatan yang telah terjalin selama puluhan tahun dapat diwariskan dengan kuat kepada generasi berikutnya,” pungkasnya.
Acara ini dihadiri lebih dari 400 peserta dari berbagai latar belakang dan kebangsaan, seperti Turki, Yordania, Palestina, Malaysia, Maroko, Sierra Leone, Mesir, Kazakhstan, Azerbaijan, Uzbekistan dan Somalia. Keberagaman ini mempertegas makna dari tema besar acara: Harmony in Diversity, bahwa perbedaan adalah kekuatan, dan budaya adalah bahasa universal yang menyatukan.
Harika Endonezya bukan sekadar perayaan, namun bentuk nyata dari semangat persahabatan yang ditenun oleh tangan-tangan muda dari dua negara sahabat. Sebuah pengingat bahwa dalam seni, budaya, dan interaksi antarmanusia, selalu ada ruang untuk saling memahami dan menghargai.