Mahasiswa Indonesia di Mesir Serukan Demokrasi yang Bermoral dan Beretika
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Mesir – Hilangnya penghayatan terhadap nilai-nilai demokrasi dari para elite politik saat ini demi melanggengkan hasrat kekuasaannya merupakan faktor mendasar kemunduran demokrasi.
Begitulah yang disampaikan, Syadila Rizqy Al-Anhar, Mahasiswa Indonesia di Al-Azhar, Kairo, Mesir saat memantik diskusi dalam agenda ngaji politik bertajuk ‘Pemuda Kritis Dongkrak Kualitas Demokrasi’ yang diselenggarakan di Nadi Rubu’ , Kairo, Jumat malam (6/24).
Syadil menyayangkan, akhir-akhir ini marak terjadi peristiwa yang mencederai rangkaian pesta demokrasi Indonesia.
“Mobilisasi aparat negara untuk mendukung salahsatu paslon mempertontonkan perayaan demokrasi tanpa etika dan moralitas. Belum lagi aksi pengeroyokan oknum TNI di Boyolali terhadap relawan Ganjar-Mahfud. Ini sungguh mencoreng wajah demokrasi kita, “ ucap Syadil, Wakil Ketua Tim Pemenangan Luar Negeri Ganjar-Mahfud (Timur-Tengah Afrika)
Padahal lanjut Syadil, setiap kita semestinya bertanggungjawab untuk memastikan demokrasi bangsa ini terus berjalan di atas nilai-nilai luhur keadaban bangsa.
Selanjutnya, Syadil bersama diaspora muda di Timur-Tengah Afrika yang tergabung ke dalam Ganjaruna (Pendukung Ganjar di Timur Tengah dan Afrika) berkomitmen menggalang sebuah gerakan moral dan praktis menghambat laju maraknya perilaku politik yang tidak sejalan dengan warisan nilai dan budaya bangsa
“Jangan sampai, kita menghalalkan segala cara demi menuruti hasrat kekuasaan. Masyarakat butuh tauladan tentang bagaimana semestinya kita merayakan demokrasi, “ tegas Syadil yang juga aktivis NU Mesir.
Yang terpenting, kata Syadil, adalah apa yang sering disampaikan Capres Ganjar Pranowo bahwa pemilu nanti bukanlah perihal menang atau kalah, melainkan konsistensi seluruh anak bangsa dalam menghormati dan menghayati nilai-nilai kebangsaan.