UNPAM Luruskan Hoak yang Beredar Terkait Isu Kekerasan Saat PKKMB
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabarbaru, Jakarta – Mahasiswa Internal Kampus (Ormawa) Universitas Pamulang (Unpam) angkat bicara terkait insiden kekerasan yang terjadi saat mimbar bebas mahasiswa di kampus Unpam pada momen Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Sabtu (7/9/2024).
Dalam pernyataan resmi yang diterima, Ormawa membantah tudingan bahwa mereka bertindak semena-mena dalam membubarkan kegiatan tersebut. Mereka menegaskan bahwa semua langkah yang diambil sesuai dengan aturan kampus yang berlaku.
Menurut rilis resmi Ormawa, insiden ini bermula dari adanya himbauan resmi yang dikeluarkan oleh Lembaga Kemahasiswaan dan Alumni (LKA) melalui surat edaran nomor 342/KM/UNPAM/VIII/2024.
Surat tersebut menegaskan bahwa selama periode PKKMB, tidak diperbolehkan adanya kegiatan dari organisasi eksternal yang tidak terdaftar atau tidak sejalan dengan program resmi kampus.
Ormawa menegaskan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok mahasiswa yang menyebut dirinya sebagai Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) tersebut tidak mengantongi izin dari pihak kampus. Menurut Ormawa, kelompok KBM tersebut justru berulang kali ditegur, termasuk pada hari kejadian.
Namun, mereka tetap bersikeras melanjutkan. Akhirnya, sesuai instruksi dari pihak kampus, tindakan pembubaran pun dilakukan.
Pembubaran mimbar bebas tersebut, menurut Ormawa, dilakukan secara tertib. Mereka menegaskan bahwa tidak ada niat untuk menggunakan kekerasan dalam membubarkan kegiatan tersebut.
Namun, situasi mulai memanas ketika kelompok KBM diklaim melakukan provokasi terhadap anggota Ormawa.
“Pada situasi lain, justru sekumpulan mahasiswa yang mengatasnamakan keluarga besar mahasiswa unpam (KBM) malah melakukan provokasi dan penyerangan terhadap salah satu pengurus ORMAWA.” tulis Ormawa dalam pernyataannya.
Ormawa menyebut kelompok KBM sengaja memanfaatkan momentum ini untuk mencoreng citra Ormawa dan kampus di mata publik. Dalam rilis tersebut disebutkan ada indikasi kelompok KBM merencanakan aksi provokatif ini untuk membangun narasi bahwa Ormawa melakukan kekerasan.
Sebagai langkah lanjutan, Ormawa menyerukan agar pihak kampus segera melakukan penyelidikan resmi untuk mengklarifikasi kronologi kejadian dan mencari siapa pihak yang benar-benar bertanggung jawab.
Mereka juga menyarankan agar mahasiswa mengedepankan jalur dialog dan tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar.
Pihak Ormawa menegaskan tujuan mereka adalah menjaga ketertiban kampus dan memastikan segala bentuk kegiatan mahasiswa sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Mereka menekankan pentingnya semua pihak untuk tetap berada dalam koridor yang sudah ditetapkan oleh kampus, khususnya dalam periode sensitif seperti PKKMB,” pungkasnya.