Program Kejar Cita Dukung Atlet Pelajar Lewat Pelatihan Merdeka Belajar ke 5 Sekolah di Banyuwangi
Jurnalis: Hanum Aprilia
Kabar Baru, Banyuwangi – Yayasan Lari Nusantara (NusantaRun), bekerja sama dengan Kampus Pemimpin Merdeka (KPM), sukses mengadakan workshop “Atlet Kejar Cita Kabupaten Banyuwangi” di SMA N 1 Glagah pada Sabtu (3/8).
Workshop yang bertujuan untuk membangun ekosistem pendidikan yang berpihak pada atlet pelajar ini, mengusung tema “Wujudkan Ekosistem Pendidikan yang Berpihak pada Atlet Pelajar.”
Peserta merupakan guru dan kepala sekolah dari SMA Negeri 1 Glagah, SMA Negeri 1 Tegaldlimo, SMAS NU Favorit Tegaldlimo, SMALB Adelwis Banyuwangi, dan SMAS Ibrahimy Wongsorejo.
“Saya bersemangat mengikuti pelatihan ini. Semua materi yang diberikan akan sangat berguna bagi kami ekosistem sekolah yang punya murid atlet. Kami belajar tentang prinsip merdeka belajar, diferensiasi pembelajaran, dan asesmen berbasis kinerja di workshop kali ini. Luar biasa,” tutur Emy, peserta dari SMAN 1 Glagah.
Emy mengatakan, materi yang paling menarik baginya adalah asesmen berbasis kinerja. Asesmen yang melibatkan murid dari awal kegiatan pembelajaran murid tersebut, menurutnya akan mendorong terciptanya pembelajaran holistik yang sesuai dengan kebutuhan murid.
“Saya berharap, pasca mengikuti pelatihan dari KPM dan NusantaRun ini, saya bisa melayani peserta didik dalam pembelajaran sesuai dengan kebutuhan mereka, khususnya bagi murid yang atlet. Sehingga bisa berdampak untuk mereka dalam menggapai prestasi sebagai seorang atlet, tapi sekolahnya juga jalan dengan baik,” lanjut Emy.
Selain asesmen berbasis kinerja, workshop ini juga melatih guru dan kepala sekolah mengenai prinsip merdeka belajar, merancang strategi belajar berdasar tujuan pembelajaran, dan pembelajaran berdiferensiasi.
Dihubungi terpisah, Rizqy Rahmat Hani, ketua KPM, berharap, Kejar Cita dapat mendukung terciptanya ekosistem suportif untuk atlet pelajar. Dia mengungkapkan, atlet pelajar seringkali dihadapkan pada tantangan yang menyulitkan perkembangan prestasinya.
“Seperti ekspektasi orangtua yang tinggi terhadap prestasi mereka di bidang olahraga dan akademik tanpa memberi dukungan yang memadai. Selain itu goal antara sekolah dan klub yang tidak sejalan. Sekolah kesulitan memfasilitasi keragaman kebutuhan murid atlet pelajar,” terangnya.
“Oleh karena itu, kami di sini untuk memulai mewujudkan ekosistem yang berpihak pada murid atlet pelajar. Kami dampingi dan fasilitasi pelatihan untuk kepala sekolah, guru, coach, orangtua, sampai muridnya,” lanjut Rizqy.
Rizqy juga menjelaskan, workshop ini merupakan salah satu rangkaian program beasiswa belajar untuk guru dan kepala sekolah yang memiliki banyak atlet pelajar di Banyuwangi.
Atlet pelajar dari lima sekolah ini juga memiliki kesempatan mendapat beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.