OJK Cirebon: Kinerja Sektor Jasa Keuangan di Ciayumajakuning Tumbuh Positif

Jurnalis: Nurhidayat
Kabar Baru, Cirebon – Di tengah kinerja perekonomian nasional yang relatif stabil, kondisi intermediasi Industri Jasa Keuangan (IJK) di wilayah Kota/Kabupaten Cirebon, Indramayu, Majalengka, dan Kuningan (Ciayumajakuning) mencatatkan pertumbuhan positif pada posisi April 2023.
Hal ini tercermin dari pertumbuhan kredit baik Bank Umum yang berada di wilayah Ciayumajakuning maupun Bank Perekonomian Rakyat (BPR) masih tumbuh positif secara year on year (yoy).
Kepala OJK Cirebon, Mohammad Fredly Nasution, mengatakan perkembangan Kinerja Perbankan Penyaluran kredit/pembiayaan Kantor Cabang Bank Umum dan Bank Umum Syariah di Ciayumajakuning per April 2023 sebesar Rp49,92 triliun atau meningkat 7,80 persen yoy dan 0,66 persen ytd.
“Peningkatan juga terjadi dari sisi Dana Pihak Ketiga (DPK), dimana DPK yang tercatat sebesar Rp40,57 triliun (April 2023) atau meningkat 1,97 persen yoy dan 0,68 persen ytd,” ujar Fredly, Senin (26/6/2023).
Dijelaskan dia, pada periode yang sama, rasio profitabilitas yang dicerminkan oleh Return on Asset (ROA) masih tercatat positif sebesar 0,99 persen meskipun mengalami penurunan dibanding periode Desember 2022 sebesar 3,42 persen. Profil risiko juga masih terjaga dengan nilai NPL sebesar 2,92 persen.
Kinerja intermediasi BPR yang tercermin dari penyaluran kredit meningkat 28,62 persen yoy menjadi Rp2,51 triliun. Kinerja DPK juga meningkat sebesar 17,05 persen yoy atau menjadi Rp2,38 triliun di periode yang sama.
“Peningkatan kredit dan DPK menunjukan bahwa kondisi perekonomian di Ciayumajakuning sedang menuju recovery setelah pandemi COVID-19,” ujar Fredly.
Dari sisi permodalan, kata Fredly, yang dicerminkan oleh Capital Adequacy Ratio (CAR), masih terjaga dengan baik dengan CAR BPR per April 2023 sebesar 21,08 persen. Namun demikian, OJK Cirebon terus mencermati profitabilitas BPR di Ciayumajakuning yang mengalami penurunan, tercermin dalam rasio Return on Asset (ROA) sebesar negatif 2,58 persen.
“OJK Cirebon juga terus mendorong agar BPR lebih efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya serta mengedepankan tata kelola yang baik, sehingga Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) dan Non Performing Loan (NPL) dapat menurun,” ujar dia.
Perkembangan Sektor IKNB
Kinerja intermediasi per April 2023 untuk Kantor Cabang Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Ciayumajakuning yang terdiri atas Perusahaan Pembiayaan dan Perusahaan Modal Ventura cukup baik yang diindikasikan oleh peningkatan outstanding piutang pembiayaan sebesar Rp5,77 triliun atau meningkat 6,42 persen yoy, dan outstanding piutang modal ventura sebesar Rp303,86 miliar atau meningkat 17,42 persen yoy.
Profil risiko Kantor Cabang Perusahaan Pembiayaan cukup terjaga dengan nilai Non Performing Financing (NPF) sebesar 3,03 persen. Namun, profil risiko Kantor Cabang Perusahaan Modal Ventura sedikit lebih tinggi dengan nilai NPF sebesar 5,26 persen.
Terkait dengan kinerja Kantor Cabang Perusahaan Asuransi, dapat terlihat bahwa pada periode TW1-2023, terjadi peningkatan pendapatan premi pada Kantor Cabang Perusahaan Asuransi Umum sebesar 4,22 persen yoy menjadi Rp93,60 miliar. Sementara, pendapatan premi pada Kantor Cabang Perusahaan Asuransi Jiwa mengalami kontraksi sebesar 34,85 persen yoy menjadi Rp245,33 miliar.
“Kontraksi tersebut didorong oleh turunnya premi di lini usaha PAYDI secara nasional, dengan pertumbuhan akumulasi premi asuransi jiwa yang turun 10,25 persen yoy,” ujar Fredly.
Perkembangan Sektor IKNB (Lembaga Keuangan Mikro/LKM dan Bank Wakaf Mikro/BWM)
Secara umum, kinerja intermediasi LKM di Ciayumajakuning per April 2023 yang tercermin dari pinjaman yang disalurkan mengalami kontraksi sebesar 5,46 persen yoy menjadi Rp26,13 miliar. Tingkat NPF LKM berada dalam kategori tinggi sebesar 38,48 persen yang menyebabkan tingkat likuiditas yang ketat sehingga LKM sulit untuk melakukan ekspansi dan berdampak pada penurunan jumlah debitur pinjaman sebesar 9,46 persen yoy menjadi 10.380 debitur.
Namun demikian, kinerja intermediasi LKMS non BWM yang diindikasikan oleh pembiayaan yang disalurkan mengalami peningkatan sebesar 4,89 persen yoy menjadi Rp16,02 miliar. DPK juga meningkat sebesar 19,03 persen yoy menjadi Rp17,56 miliar. Namun, profil risiko LKMS non BWM yang tercermin dari tingkat NPF masih cukup tinggi sebesar 12,74 persen.
Sejalan dengan LKM, kinerja intermediasi BWM yang tercermin dari pembiayaan yang disalurkan mengalami kontraksi sebesar 30,84 persen menjadi Rp112,43 juta. Namun demikian, profil risiko BWM masih terjaga dengan nilai NPF sebesar 4,65 persen.
Meningkatnya volatilitas di pasar keuangan akibat sentimen negatif global turut berpengaruh pada kinerja sektor Pasar Modal di Ciayumajakuning. Nilai Penjualan Agen Penjual Reksadana (APERD) per April 2023 mengalami kontraksi sebesar 35,08 persen yoy menjadi Rp87,19 miliar.
“Akumulasi transaksi saham juga mengalami kontraksi sebesar 48,79 persen yoy menjadi Rp685,62 miliar,” ujar Fredly. (*)