Hadiri Seminar Nasional KPPI, Netty: Perempuan Ujung Tombak Pembangunan Kesehatan
Jurnalis: Wafil M
KABARBARU, BANDUNG – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani menyampaikan pentingnya perempuan politik menjadi ujung tombak pembangunan di segala bidang, termasuk kesehatan.
“Perempuan politik harus menjadi ujung tombak pembangunan di berbagai sektor kehidupan sebagai bentuk kontribusinya dalam mewujudkan Indonesia yang tangguh dan terus bertumbuh,” katanya saat menjadi pembicara dalam Seminar Nasional KPPI (Kaukus Perempuan Politik Indonesia) dengan tema Kontribusi Perempuan Politik dalam Mewujudkan Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh, di Hotel Horison, Bandung, Kamis, 16/09/21.
Menurut Netty, perempuan politik yang tergabung di KPPI harus memiliki kemampuan mempengaruhi lingkungan masyarakatnya untuk menjalani pola hidup sehat dan bersih.
“Perempuan berperan penting dalam membangun kesehatan keluarga, menjaga kesehatan reproduksi, mencukupi asupan gizi anak pada 1000 hari kehidupan awal serta menjadi role model dalam menjalani pola hidup sehat dan bersih.”
Dalam kesempatan tersebut, Netty mengingatkan pemerintah tentang amanat anggaran kesehatan sebesar 5% dari APBN guna mewujudkan Indonesia tangguh di bidang kesehatan. “Anggaran ini harus diwujudkan dan dioptimalkan untuk menyelesaikan isu krusial kesehatan seperti stunting, kematian Ibu dan bayi serta penyakit tidak menular (PTM) semisal jantung, DM, kanker yang kini banyak diderita anak-anak muda,” ujarnya.
Soal stunting, kata Netty, harus menjadi perhatian serius mengingat ancamannya terhadap kualitas SDM bangsa di masa depan.
“Dibutuhkan political will dan political action dari pemerintah untuk melakukan upaya pendidikan dan pendampingan pada perempuan calon Ibu dan keluarganya agar dapat menghindari bahaya stunting,” katanya.
Ketua Umum DPP KPPI Dwi Septiawati Djapar mengatakan keterwakilan perempuan di parlemen harus ditingkatkan guna menghadirkan kebijakan publik yang ramah perempuan, anak dan keluarga.
“Diperlukan dukungan regulasi yang menjamin keterwakilan perempuan di parlemen guna memastikan peran kontributif nya dalam mewujudkan akses dan sumberdaya yang lebih baik bagi perempuan,” katanya.
Oleh karena itu, kata Septi, seluruh kelompok dan gerakan perempuan harus bersatu, membangun sinergitas dan kolaborasi dalam mengawal komitmen keterpilihan perempuan paling sedikit 30% di parlemen pada Pemilu 2024.
Selain Netty, hadir sebagai pembicara adalah anggota DPD RI GKR Hemas, Anggota Komisi I DPR RI Nurul Arifin dan Ekonom senior CORE Indonesia Hendri Saparini.