Bappeda Sumenep Perkuat Tiga Strategi Tekan Kemiskinan

Jurnalis: Rifan Anshory

Kabar Baru, Sumenep – Bappeda Kabupaten Sumenep mendorong percepatan penurunan kemiskinan dengan memperkuat tiga strategi nasional melalui koordinasi lintas sektor.

Langkah ini mulai menunjukkan hasil, dengan angka kemiskinan turun menjadi 17,02% pada 2025.

Penurunan ini menjadi indikator efektivitas program yang dijalankan Pemkab Sumenep.

Kepala Bappeda Sumenep, Arif Firmanto, menegaskan bahwa seluruh perangkat daerah pengampu program kemiskinan dilibatkan secara terukur bersama pemerintah desa untuk memastikan intervensi tidak hanya bersifat bantuan sosial, tetapi juga pemberdayaan ekonomi.

“Kami memastikan setiap program penanggulangan kemiskinan berjalan terintegrasi. Bukan hanya bantuan, tetapi bagaimana warga bisa berdaya dan produktif. Itu yang terus kami dorong di semua OPD dan desa,” ujar Arif.

Tiga strategi utama yang diperkuat meliputi:

1. Mengurangi Beban Pengeluaran Masyarakat

Melalui bansos, UHC, BPJS Ketenagakerjaan, program gizi, perbaikan rumah tidak layak huni, sanitasi, layanan air bersih, hingga subsidi transportasi kepulauan.

2. Meningkatkan Pendapatan Masyarakat

Lewat pelatihan kerja, wirausaha, padat karya, pengembangan pertanian–perikanan, hingga akses permodalan seperti KUR.

3. Mengurangi Kantong-Kantong Kemiskinan

Fokus pada pembangunan desa tertinggal melalui optimalisasi Dana Desa untuk usaha produktif, peningkatan infrastruktur dasar, layanan air bersih, serta kesehatan dan pendidikan.

Selain program lapangan, Bappeda juga menyusun Rencana Penanggulangan Kemiskinan Daerah (RPKD) 2025–2029 sebagai panduan semua perangkat daerah dengan pendekatan multidimensi.

Pemkab Sumenep turut menyiapkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) untuk memastikan setiap intervensi tepat sasaran dan mudah dipantau.

Dengan penguatan program, data, dan kolaborasi, Bappeda optimistis percepatan penurunan kemiskinan dapat terus berlanjut di seluruh wilayah, baik daratan maupun kepulauan.