Penelitian UNG Ungkap 1 dari 3 Atlet Bermasalah Mental

Jurnalis: Febrianti A. Husain

Kabar Baru, Gorontalo- Tim peneliti Universitas Negeri Gorontalo (UNG) mencatat sejarah baru dalam bidang psikologi olahraga melalui riset berjudul “Servant Leadership dan Identitas Sosial Atlet: Analisis Dampak Terhadap Kesehatan Mental di Arena Latihan dan Pertandingan.” Penelitian ini menghadirkan strategi inovatif untuk memperkuat ketahanan mental atlet Indonesia yang kerap menghadapi tekanan berat di level nasional maupun internasional.

Ucapan terima kasih disampaikan kepada LPPM Universitas Negeri Gorontalo dan Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan atas dukungan pendanaan program penelitian dan pengabdian kepada masyarakat tahun anggaran 2025.

1 dari 3 Atlet Alami Gangguan Mental

Penelitian yang melibatkan 184 atlet dari berbagai cabang olahraga mengungkap temuan serius. Sebanyak 32% atlet mengalami gejala depresi, 28% menghadapi kecemasan, dan 25% mengalami stres tinggi.

“Tekanan untuk terus berprestasi, ditambah beban latihan intens, membuat banyak atlet rentan mengalami gangguan mental,” jelas Ketua Tim Peneliti, Dr. I Kadek Suardika, M.Pd.

Servant Leadership Jadi Kunci

Hasil penelitian selama satu tahun menunjukkan bahwa penerapan servant leadership oleh pelatih mampu meningkatkan identitas sosial atlet hingga 44%.

“Pelatih yang mempraktikkan empati, pemberdayaan, serta pengembangan individu terbukti menciptakan lingkungan latihan yang sehat secara mental,” tambah Dr. Kadek.

Dukungan Pemerintah Daerah

Dinas Pemuda dan Olahraga (DISPORA) Provinsi Gorontalo turut mendukung implementasi hasil riset ini.

“Kami akan mengintegrasikan modul pelatihan dari penelitian ini ke dalam sistem pembinaan pelatih daerah,” tegas Kepala DISPORA Gorontalo, Dr. Danial Ibrahim.

Dampak Nyata bagi Prestasi Nasional

Selain memperkaya literatur akademis melalui publikasi di jurnal internasional, riset UNG juga menghadirkan solusi praktis bagi dunia olahraga. Model kepemimpinan berbasis servant leadership diharapkan mampu meningkatkan kesejahteraan mental atlet, sekaligus mendukung pencapaian prestasi yang berkelanjutan dan manusiawi di tingkat global. (KabarBaru Gtlo)