Pemberdayaan Kelompok Tani Budi Makmur IX Dalam Pemanfaatan Vermikompos di Desa Huntu Selatan

Jurnalis: Redaksi Gorontalo

Kabar Baru, Gorontalo – Kelompok Tani (Poktan) Budi Makmur IX adalah kelompok tani yang aktif dalam budidaya pertanian dan perikanan sebagai sumber pendapatan utama. Komoditas utama yang dibudidayakan meliputi tanaman hortikultura, cabe rawit, dan padi sawah. Selain itu, mereka juga aktif melakukan budidaya ikan lele menggunakan bioflok. Kegiatan ini telah lama menjadi andalan di Desa Huntu Selatan, Kabupaten Bone Bolango, Provinsi Gorontalo.

Dengan 25 anggota, sebagian besar generasi milenial dengan rentang usia 25–40 tahun, Poktan Budi Makmur IX memiliki potensi besar dalam mengembangkan kegiatan pertanian yang lebih berdampak positif dan berkelanjutan.

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) melalui Pemanfaatan Vermikompos diharapkan dapat memberdayakan potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia di Poktan Budi Makmur IX. Hal ini dilakukan dengan mengkombinasikan kegiatan pertanian dan perikanan secara bersamaan.

Vermikompos, pupuk organik yang dihasilkan melalui dekomposisi bahan organik oleh cacing tanah (terutama spesies Eisenia fetida atau Lumbricus rubellus), memanfaatkan kemampuan alami cacing dalam mencerna dan mengubah limbah organik menjadi kompos kaya nutrisi. Kompos ini kemudian digunakan sebagai alternatif media tanam, dan hasil panen cacing tanah dimanfaatkan sebagai pakan ikan lele.

Kegiatan PKM ini melibatkan akademisi dari berbagai bidang ilmu terkait, yaitu:

– Ketua Tim: Hasna Dama, SP, M.Si (Dosen Jurusan Agroteknologi)
​
– Anggota:
​
– Shindy Hamida Manteu, S.Pi, M.Si (Dosen Jurusan Teknologi Hasil Perikanan)
​
– Dr. Arafik Lamadi, S.ST, MP (Dosen Jurusan Budidaya Perairan)

Program PKM ini juga melibatkan 6 mahasiswa dari Fakultas Pertanian dan Perikanan UNG, memberikan kesempatan bagi mereka untuk mengimplementasikan ilmu yang didapatkan di kampus ke masyarakat luas.

Menurut Ketua Tim PKM, Hasna Dama, S.P M.Si, kegiatan ini bertujuan meningkatkan produktivitas tanaman dengan beralih ke bahan organik, serta mengoptimalkan hasil panen ikan lele agar kualitasnya meningkat. “Konsep ini mengintegrasikan pertanian dan perikanan agar saling mendukung, mulai dari pemanfaatan limbah organik hingga peningkatan hasil panen,” ujarnya. Dalam pemanfaatan vermikompos, limbah organik seperti sisa bahan makanan, jerami padi, dan bahan organik lainnya sangat penting sebagai pakan bagi cacing pengurai kompos.

Kepala Desa Huntu Selatan, Yasin Djabi, SE, mengapresiasi program pemanfaatan vermikompos ini dan berharap dapat menjadi contoh bagi poktan lain di desanya. “Kami siap mendukung agar kegiatan ini terus berjalan,” katanya. Program ini diharapkan menjadi model pertanian-perikanan terpadu yang produktif, ramah lingkungan, dan berkelanjutan bagi masyarakat setempat.

Ketua Kelompok Tani Budi Makmur IX, Awaludin Djabi, juga menyampaikan apresiasinya.

“Melalui kegiatan PKM ini, kami mendapatkan pengetahuan baru tentang cara pembuatan kompos dengan metode vermikompos yang menjadikan cacing sebagai bahan pengurai kompos,” ujarnya.

Ia menambahkan bahwa ilmu ini akan diterapkan mengingat selain komoditas pertanian, mereka juga membudidayakan ikan lele yang memerlukan pakan alternatif berupa cacing.

“Dengan adanya pendampingan dari tim PKM UNG, kami semakin terbantu karena dapat mengintegrasikan teknologi yang sudah ada dengan inovasi baru seperti pemanfaatan vermikompos dan budidaya ikan terpadu,” ungkapnya. Bantuan mesin pencacah juga akan memperkuat pengelolaan limbah organik di kelompok tani Budi Makmur IX.

“Harapan kami, kerja sama ini bisa terus berlanjut agar pertanian dan perikanan di desa kami semakin produktif, ramah lingkungan, dan mandiri,” tutur Awaludin.