Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

Relevansi Pemikiran Muhammad Najatullah Siddiqi Perspektif Ekonomi Indonesia Saat ini

Kabarbaru.co
Sholihuddin : Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surabaya (Doc.Istimewa).

Jurnalis:

Kabarbaru, Opini- Muhammad Nejatullah Siddiqi adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah pemikiran ekonomi Islam modern. Ia dikenal sebagai akademisi dan intelektual yang berhasil menyusun dasar-dasar teori ekonomi Islam secara sistematis dan relevan dengan tantangan zaman.

Karya-karyanya banyak membahas tentang pentingnya nilai-nilai Islam dalam membentuk sistem ekonomi yang adil, beretika, dan bebas dari eksploitasi. Pemikirannya lahir dari refleksi terhadap ketimpangan dan ketidakadilan yang sering muncul dalam sistem kapitalisme modern.

Jasa Pembuatan Buku

Salah satu gagasan utama Siddiqi adalah penolakannya terhadap sistem riba (bunga), yang dianggap sebagai penyebab utama ketimpangan dan ketidakstabilan dalam ekonomi konvensional.

Sebagai gantinya, ia menawarkan konsep bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah sebagai solusi yang lebih adil dan selaras dengan prinsip syariah. Menurutnya, sistem bagi hasil akan menciptakan hubungan ekonomi yang lebih sehat antara pemilik modal dan pelaku usaha, karena keduanya berbagi risiko dan keuntungan secara proporsional.

Siddiqi juga menekankan bahwa ekonomi Islam tidak hanya tentang penghapusan riba, tetapi juga menuntut kehadiran nilai-nilai etika seperti kejujuran, tanggung jawab sosial, dan kepedulian terhadap kaum lemah.

Ia percaya bahwa sistem ekonomi yang islami harus mendorong pemerataan distribusi kekayaan dan mencegah penumpukan harta oleh segelintir elit. Oleh karena itu, ia mendukung instrumen seperti zakat, infak, dan larangan monopoli sebagai bagian dari struktur ekonomi yang adil.

Pengaruh pemikiran Siddiqi sangat luas, tidak hanya di dunia akademik, tetapi juga dalam praktik kelembagaan. Banyak lembaga keuangan syariah yang mengadopsi prinsip-prinsip yang ia rumuskan, terutama dalam merancang produk-produk bebas bunga dan berbasis bagi hasil.

Di Indonesia, pemikirannya turut menginspirasi lahirnya perbankan syariah yang kini menjadi bagian penting dalam sistem keuangan nasional. Ini membuktikan bahwa gagasannya tidak hanya bersifat teoritis, tetapi juga aplikatif dan visioner.

Pemikiran Muhammad Nejatullah Siddiqi dalam bidang ekonomi Islam sangat relevan dengan kondisi ekonomi Indonesia saat ini, terutama dalam konteks pembangunan sistem ekonomi yang adil, berkelanjutan, dan berlandaskan nilai-nilai moral.

Indonesia sebagai negara dengan mayoritas penduduk Muslim memiliki potensi besar dalam mengembangkan ekonomi berbasis syariah. Pemikiran Siddiqi mengenai sistem ekonomi yang bebas dari riba, berorientasi pada keadilan sosial, dan menekankan tanggung jawab moral sangat sejalan dengan semangat ekonomi Pancasila yang mengutamakan kesejahteraan bersama.

Salah satu kontribusi utama Siddiqi adalah penekanan pada sistem keuangan berbasis bagi hasil seperti mudharabah dan musyarakah sebagai alternatif dari sistem bunga yang dianggap tidak adil.

Di Indonesia, sistem ini mulai diimplementasikan dalam perbankan syariah, meskipun masih didominasi oleh produk-produk yang menyerupai sistem konvensional (murabahah). Namun, dengan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya ekonomi yang etis dan berkeadilan, pemikiran Siddiqi dapat menjadi landasan dalam memperkuat dan mereorientasi arah pengembangan lembaga keuangan syariah ke depan.

Selain itu, pemikiran Siddiqi yang menekankan pentingnya distribusi kekayaan secara merata dan pemberdayaan ekonomi umat juga sangat relevan dalam konteks Indonesia yang masih menghadapi kesenjangan sosial-ekonomi yang tinggi.

Konsep zakat, wakaf produktif,
dan larangan terhadap praktik monopoli yang diusung Siddiqi dapat menjadi instrumen strategis dalam membangun ekonomi kerakyatan yang inklusif. Pemanfaatan dana sosial Islam secara optimal sesuai dengan prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh Siddiqi bisa membantu mengurangi kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kecil.

Dalam menghadapi tantangan ekonomi global dan krisis keuangan yang kerap melanda, pendekatan Siddiqi yang menekankan stabilitas, tanggung jawab sosial, dan keseimbangan antara keuntungan dan etika bisnis menjadi sangat penting.

Hal ini dapat mendorong tumbuhnya sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang berdaya saing namun tetap mengedepankan nilai-nilai kejujuran dan keadilan. Di sisi lain, pemerintah dan otoritas keuangan juga dapat merancang kebijakan ekonomi berbasis syariah yang lebih progresif dengan merujuk pada kerangka pemikiran Siddiqi.

Dengan demikian, pemikiran Muhammad Nejatullah Siddiqi tidak hanya relevan secara teoritis, tetapi juga memiliki implikasi praktis yang kuat dalam membangun ekonomi Indonesia yang lebih berkeadilan, berkelanjutan, dan bermoral. Warisan intelektual beliau dapat menjadi inspirasi dalam merancang kebijakan ekonomi syariah yang tidak sekadar simbolik, tetapi benar-benar menyentuh kebutuhan dan harapan masyarakat luas.

Oleh karena itu, pemikiran Siddiqi perlu terus dikaji, diajarkan, dan diterapkan untuk mewujudkan cita-cita ekonomi Islam dalam konteks keindonesiaan yang plural dan dinamis.

Pemikiran Siddiqi tentang sistem ekonomi berbasis bagi hasil dan bebas riba sangat relevan dengan perkembangan ekonomi syariah di Indonesia, terutama dalam memperkuat lembaga keuangan syariah agar lebih berorientasi pada keadilan dan tanggung jawab sosial, bukan sekadar meniru sistem konvensional.

Konsep distribusi kekayaan, pemberdayaan ekonomi umat, dan pemanfaatan instrumen sosial Islam seperti zakat dan wakaf yang digagas Siddiqi menjadi solusi strategis dalam mengatasi ketimpangan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di Indonesia.

Nilai-nilai etika, moral, dan stabilitas ekonomi yang ditekankan Siddiqi memberikan arah penting bagi pembangunan ekonomi nasional yang berkelanjutan, terutama dalam menghadapi tantangan global dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.

Secara keseluruhan, pemikiran Muhammad Nejatullah Siddiqi merupakan warisan intelektual yang sangat berharga bagi pengembangan ekonomi Islam. Ia berhasil membangun jembatan antara ajaran Islam dan kebutuhan dunia modern tanpa kehilangan esensi moral dan spiritual Islam.

Dalam konteks tantangan global saat ini, seperti krisis ekonomi dan ketimpangan sosial, ide-ide Siddiqi tetap relevan sebagai panduan menuju sistem ekonomi yang lebih adil dan manusiawi. Pemikirannya layak untuk terus dikaji, dikembangkan, dan diterapkan dalam berbagai konteks sosial-ekonomi umat Islam masa kini.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store