Berita

 Network

 Partner

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store

PMII Jember kembali Suarakan Ketidakjelasan Ranperda RTRW

Fikron Mustofa Ketum PMII Cabang Jember saat menyampaikan orasinya.

Jurnalis:

Kabar Baru, Jember – Ratusan aktivis yang tergabung di organisasi Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), untuk kesekian kalinya melakukan aksi demonstrasi menuntut kejelasan Ranperda Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Jember 2024-2044.

Jasa Penerbitan Buku

Taufiqurrahman korlap aksi mengklaim, bahwa pihaknya banyak menemukan kecacatan dalam penyusunan Ranperda RTRW, baik cacat secara materil, formil, dan mengangkangi kepentingan masyarakat Jember dalam aspek lingkungan.

“Ditemukannya plagiasi 65% pada naskah akademik dan banyak ketidakselarasan naskah akademik dengan Perda RTRW. Padahal naskah akademik adalah acuan utama Perda RTRW”, ucap Taufiq saat dikonfirmasi wartawan Kabar Baru, Kamis, (19/9/2024).

Sementara Ketua Umum PC PMII Jember, Fikron Mustofa menyatakan bahwa kedatangan masa aksi ini tidak dengan tangan kosong, namun dengan pelbagai riset yang mengungkap bahwa Ranperda RTRW minim atas penyelamatan lingkungan hidup.

“Kami datang dengan kajian dan analisis pada Ranperda RTRW yang amat abai terhadap keselamatan lingkungan hidup, seperti semangat atas perlidungan gumuk yang sama sekali sudah hilang dari benak pemerintahan Jember,” kata Fikron.

Padahal, lanjut Fikron, dalam perda RTRW 2015-2035, gumuk diseluruh Kabupaten Jember masuk wilayah cagar alam dengan konteks keuinikan geologi Kabupaten Jember, namun pada Ranperda RTRW 2024-2044 narasi itu justru dihapus.

Fikron juga menambahkan, bahwa pesisir selatan Jember juga luput dari perhatian pemerintah eksekutif dan legislatif, sebab pesisir selatan yang rawan bencana tsunami dalam ranperda RTRW masih diperuntukkan sebagai budidaya ikan vaname atau tambak udang.

“Padahal pemerintah memahami dengan sendirinya bahwa keberadaan tambak udang modern yang berada di pesisir selatan amat sangat berpengaruh negatif terhadap ekosistem laut dan pertanian, maka jelas yang akan dirugikan adalah para petani dan nelayan,” tegas Fikron.

Sementara Ahmad Halim ketua DPRD Jember sementara mengakui, bahwa persoalan Ranperda RTRW ini masih sangat jauh dari kata sempurna.

“Kami (DPR) berusaha untuk terus memperbaiki Ranperda RTRW ini sebaik mungkin dan akan selalu mengakomodir masukan-masukan dari para mahasiswa,” ujar Halim.

Tidak puas di kantor DPRD, para pendomo juga mendatangi kantor Dinas Cipta Karya dengan arak-arakan motor. Namun naasnya, Rahman Nanda selaku Ketua Cipta Karya tidak ada di tempat, dan sekretarisnya mengatakan bahwa Rahman masih keluar kota dengan giat tugas dinas.

Kabarbaru Network

https://beritabaru.co/

About Our Kabarbaru.co

Kabarbaru.co menyajikan berita aktual dan inspiratif dari sudut pandang berbaik sangka serta terverifikasi dari sumber yang tepat.

Follow Kabarbaru

Get it on Google play store
Download on the Apple app store