Tekan Penurunan Angka Stunting, Pemkab Rohul Fokus Jalankan Program TPPS dari Lapisan Paling Bawah

Jurnalis: Rahmad
Kabarbaru.co, (Rohul), Pasir Pengaraian–Permasalahan Stunting atau gizi buruk yang biasanya terjadi pada bayi rentang usia 1 – 3 tahun atau batita masih menjadi skala prioritas program nasional. Proses penanganan nya pun berjenjang, mulai dari Pemerintah Pusat sampai ke tingkat daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota.
Tak terkecuali dengan Pemkab Rokan Hulu (Rohul), yang selama tiga tahun terakhir pro aktif menjalankan program dalam rangka pencegahan dan penurunan angka stunting. Secara statistik terdapat penurunan, walaupun belum terlalu signifikan.
Kepada Kabarbaru.co, Rabu (13/3), Wakil Ketua TPPS (Tim Percepatan Penurunan Stunting) Tingkat Kabupaten Rohul, Drs. Yusmar, M.Si mengatakan masih terus berupaya menjalankan seluruh program dengan sinergitas seluruh stake holder terkait.”Total ada delapan OPD dengan tugas dan peran masing – masing yang sampai sekarang masih berupaya mempercepat proses penurunan angka stunting”, sebut Yusmar.
Secara statistik, Yusmar menyebutkan bahwa ada grafik penurunan namun belum menyentuh persentase target yang dicapai.”Ada penurunan, dari 25,8% di Tahun 2021 menjadi 22 % di Tahun 2022, dan turun 3 % sekitar 19 % Tahun 2023″, terang Yusmar.
Terkait langkah strategis yang dijalankan, Yusmar menyebutkan bahwa TPPS Kabupaten Rohul yang sedang bekerja, fokus pada kaderisasi yang menyentuh sampai lapisan paling bawah, dalam hal ini seluruh desa yang ada di Kabupaten Rohul.”Dengan kaderisasi yang baik, akan berdampak pada proses sosialisasi dan penyuluhan di lapangan, nanti akan berdampak pada capaian hasil”, ucap Yusmar lagi.
Tak dipungkiri, Yusmar mengatakan masih ada kendala yang dihadapi oleh para petugas TPPS yang bekerja di lapangan.”Kendala pasti ada, seperti masih minim nya tingkat kesadaran oleh para orang tua, khususnya ibu terhadap penting nya pencegahan stunting untuk anak dari usia dini”, ungkap Yusmar.
Tak hanya itu, Yusmar juga mengatakan proses pencegahan Stunting tak hanya bermula saat bayi dalam kalender imunisasi, namun ada proses yang harus diperhatikan jauh sebelum itu.”Itu yang harus giat di sosialisasikan, bahwa pencegahan Stunting dapat dimulai saat proses bayi masih dalam kandungan”, Terang Yusmar.
Bahkan, masih menurut Yusmar, edukasi mengenai hubungan yang sehat dan sesuai anjuran kesehatan juga menjadi bagian yang tak terpisahkan, apalagi saat ibu menjalani proses kehamilan selama sembilan bulan.”Banyak edukasi yang TPPS sampaikan saat sosialisasi di desa dan harusnya ini menjadi satu kesadaran lebih karena akan berdampak bagi tumbuh kembang setiap anak”, tambah Yusmar lagi.
Terakhir, Yusmar berharap, dengan sinergitas yang ada di antara seluruh stake holder dan peran Pemkab Rohul dapat mempercepat proses penurunan angka Stunting.”Semoga saja, di Tahun 2024 ini kami dapat mencapai target penurunan angka Stunting menjadi 14 % untuk mendukung prioritas program pemerintah”, tutup Yusmar.(Rahmad)