Scholas Occurrentes Gelar Lokakarya di Lombok, NTB: SMAN 1 Mataram Jadi Tuan Rumah

Jurnalis: Wafil M
Kabar Baru, NTB – Scholas Occurrentes, sebuah organisasi nirlaba internasional di bawah naungan Hukum Kepausan yang didirikan oleh Paus Fransiskus pada tahun 2013, terus memperkuat misinya untuk merevolusi pendidikan dan mempromosikan inklusi sosial melalui berbagai program inovatif. Dalam menyambut kedatangan Paus Fransiskus sebagai tamu kenegaraan, Scholas Occurrentes, bersama dengan Yayasan Lima Cakrabuana dan didukung oleh Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek, merencanakan instalasi karya seni yang diberi nama “Hati Polyhedra”.
Instalasi seni ini, yang akan digarap oleh seniman-seniman Indonesia, dirancang untuk mencerminkan keberagaman dan kesatuan yang menjadi ciri khas Indonesia, yang dikenal dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika. Selaras dengan filosofi ini, pembuatan karya seni tersebut akan melibatkan 50 siswa berusia maksimal 16 tahun dari sekolah yang dipilih, didampingi oleh sejumlah guru kesiswaan. Pusat Penguatan Karakter Kemendikbudristek mendukung penuh kegiatan ini dan berkoordinasi dengan BPMP untuk berkonsultasi dengan Dinas Pendidikan setempat dalam pemilihan sekolah yang akan menjadi lokasi pelaksanaan lokakarya ini.
Lokakarya tersebut akan diselenggarakan di tiga provinsi di Indonesia yaitu, Bali-Gianyar pada 15 Agustus 2024, Lombok, Nusa Tenggara Barat pada 19 Agustus 2024, dan Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur.
Di NTB, acara ini akan berlangsung di SMAN 1 Mataram, dengan melibatkan 50 siswa serta beberapa guru pendamping dari sekolah tersebut, termasuk Pak Dul (M. Salahudin Al Ghifari), Pak Abdul Hayi, dan guru lainnya. Lokakarya ini tidak hanya berfokus pada seni, tetapi juga mengedepankan pendidikan nilai, keterampilan hidup, dan kepemimpinan, sesuai dengan tujuan utama Scholas Occurrentes.
Giffari Naufal Arisma Putra, seorang pelajar kelas XII IPS 3 di SMAN 1 Mataram, yang juga merupakan penulis dan pengusaha muda asal Lombok serta Pendiri & CEO Lomnusra Indonesia Group, turut berpartisipasi dalam lokakarya yang diadakan di Aula Rinjani SMAN 1 Mataram. Ia mengungkapkan, “Acara ini sangat inspiratif. Kami belajar untuk melihat keberagaman sebagai kekuatan dan pentingnya kerja sama dalam menciptakan sesuatu yang bermakna bagi banyak orang. Ini adalah pengalaman yang luar biasa yang akan saya kenang sepanjang hidup.” Giffari juga menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan budaya Indonesia serta menghargai keberagaman yang ada sebagai bagian penting dari identitas bangsa.
Kegiatan ini diharapkan dapat memberikan inspirasi bagi para siswa untuk lebih menghargai keberagaman dan menjaga persatuan, sesuai dengan semangat yang diusung oleh instalasi seni “Hati Polyhedra”.