Ratusan Guru dan Dosen Kampus Hijau Kaplongan Indramayu Ikuti Akademi Kepemimpinan Dipantara
Jurnalis: Nurhaliza Ramadhani
Kabar Baru, Indramayu – Ratusan guru, ustaz dan dosen Yayasan Darul Maarif Kaplongan Indramayu (Kampus Hijau), mengikuti Akademi Kepemimpinan Dipantara, Sabtu (19/8/2023). Akademi Kepemimpinan Dipantara digelar dalam rangka penguatan fikroh dan harokah an-nahdhiyah.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Darul Maarif, Dedi Wahidi, dalam sambutannya mengatakan para peserta Akademi Kepemimpinan Dipantara merupakan alumni Pendidikan Kader Penggerak Nahdlatul Ulama (PKP NU) Indramayu angkatan pertama hinga ketiga.
Akademi Kepemimpinan Dipantara digelar untuk penyegaran kembali materi-materi yang telah didapatkan selama PKP tersebut.
“Sehingga semangat sebagai kader penggerak NU terus tertanam dan tumbuh di kalangan para guru, ustaz dan dosen,” ujar Dewa, sapaan Dedi Wahidi.
Dalam kesempatan tersebut, hadir sebagai pembicara, instruktur nasional PKP NU, yakni KH Abdul Munim DZ, KH Adnan Anwar, KH Hariri Makmun dan KH Zaini.
Dewa, yang juga Anggota Komisi V DPR RI mengatakan, keterlibatan para guru, ustaz dan dosen di kampus hijau dalam pendidikan dan pelatihan sebagai wujud internalisasi spirit NU baik dalam pemikiran, tindakan maupun gerakan dalam masyarakat. Para pendidik menularkan nilai-nilai NU kepada siswa dan santri sehingga menjadi kekuatan yang masif.
“Yayasan Darul Maarif Kaplongan ini memiliki siswa dan santri sekitar 7 ribu anak, mereka harus menjadi kader masa depan NU, maka langkah awal adalah para guru yang harus memiliki semangat Aswaja,” ujar Dewa.
Dewa menambahkan, sebagai salah satu yayasan pendidikan terbesar di Jawa Barat Kampus Hijau Kaplongan siap menjadi sentra kegiatan NU. Termasuk siap menjadi tuan rumah Muktamar ke-35 PBNU tahun 2027.
“Insya Alloh kami Yayasan Darul Maarif Kaplongan Indramayu siap menjadi tuan rumah Muktamar NU,” tegas Dewa.
Sementara itu, para pembicara banyak membahas kaitan NU dengan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB). PKB dan NU menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
Berdasar sejarahnya, PKB yang didirikan para ulama NU dimaksudkan sebagai saluran aspirasi umat islam khususnya warga Nahdliyin. Karenanya perjuangan membesarkan PKB menjadi kewajiban warga NU.
“Karena hanya PKB menjadi satu-satunya partai yang konsisten memperjuangkan Islam dan umat Islam di Indonesia melalui kebijakan dan regulasi yang dituangkan dalam Undang-undang,” ujar KH Adnan Anwar.
Lebih lanjut, selain dalam bidang politik, NU juga saat ini terus berikhtiar meningkatkan SDM dalam rangka mewujudkan kedaulatan ekonomi dan penguasaan teknologi digital. NU harus menjadi pemenang dalam berbagai bidang dan menjadi tuan rumah di negeri sendiri. (*)