Peringati Isra’ Mi’raj, PP. Nurul Ulum Sumenep Gelar Seminar Kebangsaan
Jurnalis: Alberto Salim
KABARBARU, SUMENEP – Pondok Pesantren Nurul Ulum I Kecamatan Giligenting Kabupaten Sumenep, memperingati momen istimewa Isra’ Mi’raj Nabi Muhammad SAW ke-1443 Hijriah dengan meriah, dimotori oleh Organisasi Siswa Intra Madrasah MA. dan MTs. Nurul Ulum acara tersebut berjalan dengan kondusif, pada Ahad (06/03/2022).
Momen mengingat hari istimewa Nabi Muhammad itu digelar cukup meriah dan megah. Pasalnya, dihadiri oleh berbagai lembaga pendidikan di pulau Giliraja dan diikuti oleh alumni Pesantren Nurul Ulum dari berbagai angkatan. Tema yang diangkat sebagai dasar diskusi ialah tentang penguatan kebangsaan, yakni berjudul “Restorasi Santri Lokal Menjawab Tantangan Dinamika Global“.
Hadir sebagai keynote speech, Pendamping Desa Pemberdayaan Kabupaten Pamekasan, Suanto Sholeh M.Pd. Ia mengingatkan bahwa madrasah sebagai solusi tantangan dan perkembangan zaman. Hal ini ditegaskan Anton sapaan akrab Suanto Sholeh, saat menyampaikan materi kebangsaan pada Seminar Memperingati Isra’ Mi’raj, yang diaadakan oleh Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM) MA. dan MTs dari jam 07.30 sampai menjelang sholat zuhur.
“Pada dasarnya, saya ingin mengingatkan kepada saya sendiri, mari bapak ibuk sahabat dan kawan-kawanku sekalian, bahwa tantangan global ini kita bentengi dengan pengetahuan kebangsaan, budaya lokal dan ilmu agama sebagaimana yang diajarkan Rasulullah. Kontrol lah putra putri kita, jangan sampai mengakses informasi dan konten-konten yang dapat mendegradasi moral generasi bangsa dan agama,” tegasnya.
Pada seminar kebangsaan yang digagas oleh pengurus Organisasi Siswa Intra Madrasah (OSIM), Anton dalam pidatonya memotivasi santri Nurul Ulum harus mampu berpikir kritis dan bercita-cita tinggi sehingga Nurul Ulum menjadi episentrum bangsa, yang melahirkan para cendekiawan. Tidak saja sebagai bagian kecil dari instansi negara, tetapi punya peran dan posisi strategis di tingkat regional maupun nasional. Ia juga yakin santri Nurul Ulum punya kapasitas yang mumpuni membidangi posisi-posisi pemangku kebijakan nasional.
“Santri Nurul Ulum jangan mau terseret arus global digital seperti konten-konten kekerasan, hoax, pornografi, pornoaksi yang dapat merusak masa belajar kalian. Santri harus berpikir kritis, ambil dunia digital yang baik dan buang yang buruk. Cita-cita kalian harus tinggi, jangan hanya bercita-cita menjadi Kepala Desa. Bercita-cita lah kalian menjadi Presiden atau Gubernur, agar dapat memberantas krisis moral bangsa ini,” tandas mantan Presiden Mahasiswa IAIN Madura ini, pada Ahad (6/3).
Sebagai bangsa yang agamis, maka menurut Anton pendidikan agama menjadi vital. Terutama, pendidikan Islam karena mayoritas masyarakat Indonesia memeluk agama Islam.
“Oleh karenanya guru-guru pendidikan agama, utamanya guru pendidikan Islam memiliki peran vital,” pungkas Pendamping Desa Pemberdayaan Kabupaten Pamekasan ini di hadapan bapak dan ibu guru Madrasah yang hadir dalam acara itu.
Sebagai informasi, sebelumnya pihak OSIM Nurul Ulum mengundang keynote speaker Anggota Komisi I DPRD Kabupaten Pamekasan, H. Rasyid Fanshori S.H. dan Ketua Asosiasi Pendamping Desa Indonesia (APDI) Jawa Timur, Miftahul Munir, S.,Sos. M.,Sos. Namun berhalangan.