Perang Iran-Israel Picu Krisis Energi Dunia, Senator ARK Soroti Posisi Strategis Papua dalam Geopolitik Ekonomi Global

Jurnalis: Zuhri
Kabar Baru, Sorong – Ketegangan militer antara Israel dan Iran dinilai tidak hanya menjadi konflik dua negara, tetapi juga berpotensi mengguncang stabilitas global, terutama dalam sektor energi.
Senator Agustinus R. Kambuaya, anggota DPD/MPR RI dari Papua Barat Daya, menilai perang ini membuka kembali kesadaran pentingnya pendekatan geopolitik ekonomi bagi Indonesia, terutama wilayah timur seperti Papua.
“Jika kita ingin damai, maka kita harus siap menghadapi perang. Si vis pacem, para bellum. Perang Israel dan Iran hari ini adalah parade kekuatan militer dan teknologi, sekaligus pengingat betapa rapuhnya ketergantungan dunia pada minyak dan gas,” kata Agustinus kepada Kabarbaru.co, Selasa (25/6/2025).
Iran sebagai produsen besar minyak dan gas dunia, saat ini terlibat langsung dalam perang. Hal ini, menurut Agustinus, akan mengganggu distribusi energi global dan memicu krisis yang menjalar ke seluruh dunia, termasuk Indonesia.
Papua, Jantung Geopolitik Ekonomi Global
Sebagai alumni Jurusan Ilmu Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta, Agustinus menyebut bahwa Papua memiliki posisi sangat strategis dalam peta geopolitik global, baik dari aspek ekonomi, sumber daya alam, maupun pertahanan.
“Papua adalah jantung ekonomi dan energi Indonesia di masa depan. Letaknya di kawasan Pasifik menjadikannya jalur penting perdagangan internasional dan basis cadangan sumber daya alam yang luar biasa,” jelasnya.
Kekayaan alam Papua—gas alam, minyak, emas, nikel, batu bara, hasil hutan, hingga perikanan—membuat wilayah ini menjadi titik vital investasi global. Dari segi pertahanan, Papua juga menyimpan nilai historis tinggi. Di masa Perang Dunia II, Papua menjadi ajang pertempuran besar antara pasukan Sekutu dan Jepang.
Bangun Papua sebagai Basis Ekonomi Nasional
Agustinus menegaskan, dalam situasi geopolitik global yang semakin tidak menentu, Indonesia perlu segera memperkuat basis produksinya, terutama di wilayah strategis seperti Papua.
“Papua harus dijadikan basis produksi nasional. Bukan hanya sebagai penghasil sumber daya, tetapi juga pusat hilirisasi, pengembangan teknologi, dan penguatan infrastruktur,” tegasnya.
Senator yang akrab disapa ARK ini juga menyoroti pentingnya ketahanan pangan dan energi nasional. Menurutnya, krisis global yang dipicu oleh perang dan embargo akan mendorong negara-negara kembali pada prinsip kemandirian ekonomi.
“Kalau embargo terhadap Iran semakin luas, maka negara-negara akan memproteksi sumber dayanya masing-masing. Ini saatnya Indonesia juga mengubah arah, tidak lagi hanya menjual bahan mentah, tetapi mengolah dan memanfaatkan untuk kepentingan rakyatnya sendiri,” ujarnya.
Seruan untuk SDM Papua dan Inovasi Ramah Lingkungan
Sebagai penutup, Agustinus menyerukan penguatan sumber daya manusia Papua. Menurutnya, transformasi teknologi di bidang pertanian, perikanan, hingga UMKM menjadi kebutuhan mendesak.
“Papua harus disiapkan sebagai daerah unggulan. Kita butuh inovasi ramah lingkungan, hilirisasi yang berpihak pada rakyat, dan sistem pertahanan semesta untuk menjamin stabilitas geopolitik ekonomi nasional,” pungkasnya.